Jakarta (ANTARA) - Masyarakat diajak untuk merawat dan melestarikan tradisi nenek moyang melalui fesyen yang unik dengan menjadikan sarung sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari.

“Sarung itu bagian dari identitas masyarakat kita jadi budaya bersarung itu harus terus digalakkan,” kata Direktur Utama PT. Behaestex
Najib Abdurrauf Bahasuan dalam keterangannya, Jumat.

Pihaknya sebagai produsen sarung lokal sejak 68 tahun silam menilai pentingnya menggalakkan budaya bersarung sebagai upaya melestarikan tradisi di kalangan masyarakat.

Ia mengatakan, sarung sudah menjadi bagian dari identitas dan kehidupan sehari-hari di berbagai pelosok nusantara sejak puluhan tahun silam.

“Oleh karena itu kami mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi melestarikan budaya bersarung sebagai identitas bangsa Indonesia,” katanya.

Pihaknya bertekad untuk selalu menjadi penyedia produk sarung lokal yang berkualitas dan disukai masyarakat. Sebab dengan begitu, kata dia, sekaligus merupakan upaya untuk dapat turut berpartisipasi melestarikan budaya bersarung sebagai identitas bangsa Indonesia.

Bahkan untuk mempermudah masyarakat mendapatkan produk sarung lokal terbaik, perusahaannya sudah go online dan mengembangkan penjualan digital melalui berbagai loka pasar serta meluncurkan platform reseller digital.

Produsen merek Atlas dan BHS itu menekankan pentingnya sebuah usaha untuk terus berinovasi mengambil langkah strategis demi meningkatkan kualitas produknya dengan mempertahankan nilai budaya Indonesia.

“Kami menghadirkan beberapa aktivitas untuk melibatkan masyarakat agar bangga bersarung di antaranya Lelang Online Sarung, Lomba Video dengan tema Aku & Sarungku, giveaway, dan bagi-bagi voucher serta diskon di berbagai marketplace. Juga menghadirkan serangkaian acara tebar 10.000 sarung dan tebar 68 tumpeng ke panti asuhan,” katanya.

Baca juga: Sarung antara simbol perlawanan kaum santri dan ekonomi kreatif

Baca juga: Dekranasda Samarinda tampilkan busana sarung pada gebyar UKM di Lombok

Baca juga: Kain sarung akan jadi trend mode 2017?

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021