Jakarta (ANTARA News) - Saatnya Partai Demokrat menendang bola, kata calon Ketua Umum Partai Demokrat, Andi Mallarangeng. "Kita mainkan tarian kita sendiri. Kita yang memukul genderang, biar orang lain mengikuti irama genderang kita, bukan lagi menarikkan tarian orang lain."

Masih banyak hal yang diutarakan Andi dalam wawancara khusus dengan Jaka Suryo dari ANTARA 23 April lalu, dari peluangnya menjadi Ketua Umum Partai Demokrat pada Kongres II, 21-23 Mei 2010 di Bandung, sampai tekadnya menegakkan Demokrat sebagai partai terbesar di Indonesia.

Berikut wawancara dengan Andi Mallarangeng selengkapnya.

Bagaimana peluang Anda menang dalam bursa Ketua Umum Partai Demokrat ?
Andi: Saya optimistis, setidaknya meraih 70 persen suara DPC dan DPD

Apa yang membuat anda seyakin itu?
Andi: Alhamdulillah, saya sudah berkeliling daerah. Semua menyambut dengan baik, responsif dukungannya.

Apakah benar Anda mendapatkan dukungan penuh dari Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat SBY?
Andi: Soal dukungan, insyaallah beliau memberikan itu.

Sebagai pemenang pemilu, Partai Demokrat menempati posisi strategis bagi kelangsungan demokrasi Indonesia ke depan, sehingga Konggres II di Bandung menjadi sangat menentukan, apalagi Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono tidak bisa berlaga lagi pada Pilpres 2014.

Partai ini harus memiliki pemimpin untuk melanjutkan kebesarannya dan bursa Ketua Umum menjadi fokusnya, sementara pertarungan menuju kursi nomor satu di partai itu menjadi ujian pertama mengenai apakah regenerasi yang benar terjadi di tubuh partai.

Andi Mallarangeng, Anas Urbaningrum dan Marzuki Alie, adalah tiga orang yang secara resmi siap bersaing untuk memimpin Partai Demokrat.


Siapkah Anda memimpin Partai Demokrat?
Andi: Saya siap dalam posisi apa pun.  Saya siap memimpin PD.

Benarkah Anda diperintah SBY untuk maju?
Andi: Saya tak berfikir untuk maju, namun ada hal yang mengharuskan saya melakukan itu. Sebagai kader PD, kalau ada panggilan tugas untuk memimpin partai saya siap "Kulo meniko mung nglakoni. Ning nglakoni sak apik-apike," (Saya hanya menjalankan tugas, menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya).

Bagaimana Anda menjawab keraguan orang mengenai kemampuan berpolitik Anda?
Andi: Kebersamaan lima tahun bersama beliau (Yudhoyono) bukan waktu yang singkat. Lima tahun sebagai Jubir Presiden yang juga kebetulan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, saya jadi mengerti pikiran-pikiran beliau. Sebelum menjadi jubir, orang juga sudah mengetahui pikiran-pikiran saya mengenai bangsa ini. Saya ikut terlibat dalam berbagai persoalan bangsa. Saya terlibat pula dalam UU Otonomi dan kelahiran KPU, dan sebagainya. Presiden SBY memilih saya sebagai jubir karena pikiran-pikiran saya sejalan dengan beliau. Sampai kemudian beliau memberikan kepercayaan kepada saya sebagai menteri.

Apa pandangan Anda tentang klaim bahwa Anda masih sangat yunior di Partai Demokrat?
Andi: Sejak 2004 dan Kongres di Bali (25-29 Mei 2005) saya sudah menjadi kader demokrat. Kebetulan saya kader yang dalam posisi sebagai Jubir Presiden sehingga tak bisa setiap hari ikut mengurusi partai. Tugas saya sebagai kader dalam posisi Jubir Presiden adalah bekerja sebaik-baiknya mendukung keberhasilan Presiden yang juga Ketua Dewan Pembina PD. Kalau beliau sukses menjalankan tugasnya sebagai Presiden RI, juga akan memperbesar dan menaikkan pamor Partai Demokrat. Sebaliknya, kalau Presiden SBY dan saya sebagai jubir tak bisa menjalankan tugas dengan baik, maka PD bisa jeblok.

Andi yang lahir di Sulawesi Selatan 14 Maret 1963 dan doktor ilmu politik dari Northern Illionis University, Illinois, AS, menyadari betul mengubah paradigma mengorganisasikan partai akan menjadi tantangan terbesar Partai Demokrat.

Apa yang akan Anda lakukan jika menjadi Ketua Umum Partai Demokrat?
Andi: Saya ingin menempatkan PD sebagai partai terbesar dan pemimpin koalisi.  Dan partai besar selalu didirikan oleh tokoh-tokoh besar dengan pemikiran-pemikiran besar sehingga salah sekali kalau ada yang bilang untuk membesarkan institusional partai perlu menghilangkan figur tokoh besarnya. Membesarkan partai memang harus dengan gagasan-gagasan besar, tetapi tetap berdasarkan figur besar partai itu sehingga partai tetap memiliki ciri khas seperti yang telah terbangun bersama tokoh besar itu.

Bagaimana Anda menjalin hubungan dengan parpol lain?

Andi: Ketua Umum PD harus melobi dan mengajak parpol lain. Saya akan datang berkunjung ke parpol-parpol lain. Saatnya PD menendang bola dan menciptakkan gol, memainkan tarian sendiri sehingga diikuti yang lain. Kita yang memukul genderang, biar orang lain mengikuti irama genderang kita, bukan lagi menarikkan tarian orang lain. Ke depan, PD menetapkan agenda-agenda politik kebangsaan dengan mengajak parpol koalisi maupun oposisi untuk bersama-sama membangun negeri ini berdasarkan pikiran-pikiran PD.

Apakah Anda nanti akan mundur sebagai Menegpora?
Andi: Jika terpilih sebagai Ketua Umum, saya akan menghadap Ketua Dewan Pembina dan menyerahkan sepenuhnya jabatan saya. Terserah beliau, jika memang diminta memimpin penuh partai, saya akan laksanakan.

Apa yang akan Anda lakukan kepada para pesaing jika terpilih?
Andi: Saya akan merangkul semua kader partai untuk bersama-sama membesarkan partai. Ini momentum konsolidasi partai, bukan momentum memecah belah partai. Kita bangun partai ke depan dengan tetap santun berlandaskan kekuatan, prinsip, visi dan kebenaran.

Apa target politik Anda menghadapi Pemilu 2014?
Andi: Pemilu 2009 Partai Demokrat menjadi pemenang dengan meraih suara terbesar 21 persen, tapi ternyata itu tidak cukup menahan badai. Oleh karena itu, pada 2014 harus lebih besar lagi, minimal 30 persen. Dengan demikian nantinya koalisi partai menjadi lebih simpel dan efektif. Kita ingin Partai Demokrat menjadi jangkar kemajemukan, jangkar kebangsaan Indonesia yang nyaman, santun tapi berkarakter, dan santun tapi kuat.

J004/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010