Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Hotmangaraja Panjaitan, menilai aparat kepolisian dinilai masih tanggap dalam mengatasi persoalan kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah dan Jakarta.
"Polisi bukan kurang tanggap, tapi kemungkinan ada sekelompok oknum yang selalu berusaha `menggosok` agar peran polisi tumpul. Tindakan kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah, bukan murni tindakan masyarakat," katanya usai menghadiri acara `Tahlilan dan doa bersama Mengenang Pahlawan Revolusi yang dibasmi dalam pemberontakan G 30 S/PKI, di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Kamis.
Untuk mengatasi beberapa konflik yang terjadi belakangan ini, kata dia, masyarakat harus berada dalam koridor hukum dengan mempercayakan permasalahan-permasalahan yang terjadi dengan polisi.
"Kalau ada perbedaan, kita kembalikan kepada hukum. Kalau kita cari cara sendiri dengan tidak percaya dengan hukum, maka tidak akan ada ujung pangkalnya. Oleh karenanya, harus berpegang teguh pada hukum," ucapnya.
Sebelumnya, dua kelompok massa yang diduga berasal dari wilayah Indonesia bagian timur itu terlibat bentrokan terkait dugaan pembunuhan di Cafe Blowfish pada bulan April 2010 yang perkaranya sedang disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada Rabu (29/9).
Dalam peristiwa bentrokan itu mengakibatkan jatuhnya tiga korban tewas yakni, Agustinus Romazona kelahiran Ambon 1961, warga Kramat Jati, Jakarta Timur.
Saifuddin kelahiran Medan 1962 (diduga supir Kopaja) warga Kebon Nanas dan Ceko Key (belum diketahui identitas lengkapnya)
Bahkan, tiga anggota kepolisian, turut menjadi korban bentrokan antara dua kelompok massa yang terjadi di kawasan Jalan Ampera Raya atau di sekitar depan Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan itu.
Sementara itu, sebanyak lima orang tewas pada bentrok atarwarga di Kota Tarakan, Kalimantan Timur, dan jajaran Polri yang dibantu TNI sedang berusaha mengendalikan kedua kelompok masyarakat yang sedang bertikai itu.
Korban tewas itu bertambah pada bentrok yang berlangsung sejak Selasa malam hingga Rabu pagi.
Pada bentrok yang berlangsung Selasa hingga Rabu dinihari (29/9), empat orang tewas dari kedua kelompok yang bertikai itu.
"Jadi, jumlah seluruh korban pada bentrokan ini sejak mulai pecah pada Minggu malam sudah lima orang," ungkap salah seorang personel Polres Tarakan yang tidak ingin disebutkan namanya, dihubungi dari Samarinda, Rabu.(*)
(T.S037/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010