Jakarta (ANTARA News) - PT Bank BNI dipastikan akan terlebih dahulu melakukan penawaran saham baru (right issue) yang dijadwalkan pada awal Desember 2010, selanjutnya disusul right issue PT Bank Mandiri.
Kepastian right issue BNI lebih awal disampaikan langsung oleh Menteri BUMN Mustafa Abubakar, usai rapat dengan Direksi BNI dan Direksi Mandiri, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.
"Siapa yang lebih dulu maju, kami bersepakat kesempatan pertama diberikan kepada BNI," kata Mustafa.
Menteri meminta Bank Mandiri ikhlas dengan keputusan itu, dan akan direalisasikan pada 2011.
Mustafa menjelaskan, DPR Komisi VI dan Komisi XI sudah menyatakan persetujuan final untuk right issue BNI dan Mandiri.
"Sudah diputuskan di tingkat Komisi, tinggal menunggu rapat pleno pimpinan DPR-RI," ujarnya.
Pemerintah menjadwalkan right issue Bank BNI dan Mandiri pada Desember 2010.
Bank Mandiri akan melepas 2,36 miliar lembar saham dengan menunjuk Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas, sedangkan Bank BNI melepas sebanyak 3,3 miliar saham yang ditangani Bahana Securities.
Nilai yang akan diperoleh dari rights issue Mandiri diperkirakan mencapai Rp12 triliun dan BNI sekitar Rp10 triliun bisa menambah pemerimaan negara.
Menurut Mustafa, Kementerian BUMN, BNI dan Mandiri sepakat bahwa waktu yang terbaik right issue pada kuartal IV 2010 untuk BNI.
"Soal keputusan waktu pelaksanaanya, DPR sudah menyerahkan kepada kita," tegas Mustafa.
Sementara itu, Dirut BNI Gatot Suwondo menuturkan, perseroan sudah sangat siap melakukan aksi korporasi itu.
Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini menerima keputusan pemerintah yang mendahulukan right issue BNI.
"Melihat urgensinya kami melihat right issue BNI bisa dilakukan segera. Setelah itu kami (Mandiri) akan melakukan right issue," katanya. (*)
R017/B012/AR09
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010