"AH kemungkinan sengaja meledakan diri di dekat pos polisi yang ada di Jalan Raya Kalimalang," kata Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabid Penum) Polri, Kombes Pol Marwoto Soeto di Jakarta, Kamis.
Saat kejadian itu, pelaku AH sedang menggunakan sepeda ontel melintas di belakang AKP Heri, yang merupakan Kepala Unit Petugas Pengatur Resta Bekasi Kota yang mengatur lalu lintas, ujarnya.
"Heri sedang mengatur lalu lintas, lalu tiba-tiba bom rakitan yang dibawa pelaku meledak di depan jalan dekat polisi lalu lintas," kata Marwoto.
Kabid Penum mengatakan AH sendiri diketahui tempat tinggalnya berpindah pinda dan sering tidur di mesjid-mesjid.
Ledakan diduga diakibat bahan peledak rakitan yang terbuat dari karbit, mesiu, paku lima cm dan paku 7 cm, sekitar pukul 08.00 WIB.
"Dari tempat kejadian perkara (TKP) petugas kepolisian menemukan tali rapiah, paku, sisa bahan peledak berupa bubuk mesiu dan karbit, paralon, pecahan priuk nasi, tas warna hitam, pesan tertulis, korek api, botol air mineral, uang tunai 3000 rupiah, sepeda ontel dan di tempat duduk sepeda ada dua bungkus terikat, yang masih diamankan oleh tim gegana," kata Marwoto.
AH yang membawa bahan peledak sekaligus korban dari ledakan tersebut, sempat dirawat di Rumah Sakit Kramat Jati Polri yang mengalami luka bagian wajah, pipi, leher, patah pada bagian lengan kanan dan kaki kanan, telah meninggal dunia.
Kapolresta Kota Bekasi Kombes Pol Imam Sugianto membenarkan adanya surat yang bernada jihad yang ditemukan diantara barang bukti pelaku peledakan bom TKP, surat itu dibawa oleh tim Densus 88 Antiteror yang turun ke lapangan.
"Memang ditemukan surat diantara barang bukti pelaku. Isinya tentang jihad, namun saya tidak tahu pasti isinya, surat itu diamankan oleh petugas Densus 88 yang ada disana," kata Imam.
(ANT/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010