Abdul Faisal warga Kaimana yang dihubungi ANTARA dari Jayapura melalui telepon, Kamis, mengatakan, kebijakan itu diambil setelah adanya kekhawatiran para orang tua murid atas keselamatan anaknya.
"Sebenarnya, proses belajar mengajar bisa saja dilakukan mengingat situasinya sudah semakin kondusif. Namun karena adanya kekhawatiran orang tua murid akan terjadinya gempa susulan sehingga dinas pendidikan setempat meliburkan mereka hingga batas waktu yang belum ditentukan," katanya.
Ketika disinggung mengenai situasi pasca gempa, Abdul menjelaskan, hingga saat ini situasi di Kaimana kondusif dan tidak ada bangunan yang rusak akibat gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter pada Kamis sekitar pukul 00.10 Wita mengguncang wilayah tersebut.
Menurut dia, kepanikan warga hanya terjadi pada saat informasi yang dikeluarkan BMKG bahwa gempa yang terjadi berpotensi tsunami.
"Memang pada saat itu kondisi pantai sangat berbeda, di mana menandakan ciri-ciri tsunami sehingga banyak warga yang mengungsi ke gunung-gunung atau ke tempat yang lebih tinggi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG wilayah V Jayapura Sudaryono mengatakan, pihaknya sudah menarik pernyataan mengenai tsunami di daerah itu.
"Situasi sekarang sudah aman, namun kami akan terus memantau dan memberi informasi baik melalui media massa, radio pantai, TNI Angkatan Laut dan administrator pelabuhan," katanya.
Diketahui, wilayah Papua Barat dalam sehari sudah diguncang gempa sebanyak lima kali. Setelah Kaimana, gempa mengguncang daerah Manokwari, Ibu Kota Papua Barat. (ALX/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010