Singapura (ANTARA News) - Lembaga investasi negara Singapura GIC memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia dapat melebihi negara maju dan akan mengkonsentrasikan investasinya di kawasan itu, seorang eksekutif puncak mengatakan Rabu.

Analis internal Government of Singapore Investment Corporation`s (GIC), seperti dilansir AFP, memperkirakan ekonomi-ekonomi berkembang di wilayah ini akan tumbuh pada rata-rata delapan persen pada 2010, kata pejabat kepala grup investasi Ng Kok Song.

Sebaliknya, negara maju diperkirakan berkembang 2,4 persen dan ekonomi dunia sebesar 3,8 persen tahun ini, katanya dalam konferensi keuangan di Singapura.

"Penilaian kami adalah bahwa lingkungan ekonomi makro selama 10 tahun berikutnya akan ditandai dengan pertumbuhan yang lambat di negara maju," kata Ng.

"Sebaliknya, kami perkirakan pertumbuhan yang tinggi di negara berkembang berlanjut, dengan peningkatan permintaan domestik lebih mengimbangi pertumbuhan lambat permintaan ekspor."

"Untuk mengantisipasi perkembangan ini, GIC telah memutuskan untuk lebih meningkatkan investasi kami di negara berkembang, khususnya di Asia."

GIC, yang didirikan pada 1981, merupakan salah satu dari dua dana (fund) pengelola kekayaan negara (SWF) di negara kota itu -- bersama dengan Temasek Holdings.

SWF pada Senin mengumumkan bahwa rata-rata pengembalian investasi naik menjadi 7,1 persen dalam dolar AS pada tahun berakhir Maret, naik dari 5,7 persen tahun sebelumnya.

Pada tahun hingga Maret 2008, sebelum krisis keuangan, GIC telah melaporkan rata-rata tingkat pengembalian 7,8 persen.

Ini adalah tahun ketiga berjalan GIC, yang tidak memberikan di depan umum nilai pada portofolio aset besarnya, telah merilis laporan tahunan termasuk pengembalian investasinya.

Namun, Sovereign Wealth Fund Institute yang berbasis di AS memberikan peringkat GIC sebagai keenam terbesar di dunia dengan portofolio aset senilai 247,5 miliar dolar AS.
(Uu.A026/A023/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010