Jakarta (ANTARA NEWS) - Pihak Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) memastikan jumlah sementara korban tewas akibat tawuran antarkelompok di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, sebanyak tiga orang.

"Jumlah korban tewas sebanyak tiga orang dan satu orang luka berat," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya (kabag Humas), Komisaris Besar Pol. Boy Rafli Amar di Jakarta, Rabu.

Ketiga korban tewas itu, yakni Agustinus Romazona warga Kramatjati, Jakarta Timur, kelahiran Ambon tahun 1961, Syaifudin warga Kebon Nanas, Jakarta, kelahiran Medan tahun 1962, serta Fredy alias Ceko Key.

Sementara itu, korban luka berat yang sempat diinformasi meninggal dunia, yakni Jaya Kusumah yang saat itu dalam kondisi kritis menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan.

Boy menuturkan korban tewas kebanyakan mengalami luka bacokan senjata tajam saat terjadi perkelahian massal.

Bentrokan antarkelompok itu juga menyebabkan delapan orang luka yang belum diketahui dari kelompok mana.

Kedelapan korban luka itu, yakni Matkey warga Bekasi Titian, Jawa Barat dengan luka tembak, Muksin warga Jalan Otista, Jakarta Timur dengan luka tembak pada lengan kiri, Fransiscus Reva warga Gunung Sahari, Jakarta Pusat dengan luka lembak dan bacok pada dada kiri.

Kemudian Semy luka bacok pada jari kanan, Ian luka tembak pada dada kiri, Tito Resta luka tembak pada dada kiri, Muthi alias Badmas luka bacok pada kiri bawah lutut dan Paulinus.

Selain itu, tiga anggota kepolisian terkena tembakan peluru nyasar, yakni Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Gatot Edy Pramono pada kaki kiri, Ajun Komisaris Polisi Lambua pada tangan kanan dan ajudan Kapolres, Briptu Gerhana luka tembak pada kaki.

Sebelumnya, pertikaian dua kelompok massa terjadi saat akan berlangsungnya sidang kasus penganiayaan di tempat hiburan Blowfish yang digelar di PN Jakarta Selatan, Rabu (29/9).

Mendadak sekelompok massa datang dan menyerangan kelompok massa lainnnya yang sudah berada di halaman pengadilan.

Kedua kelompok massa tersebut bentrok di Jalan Ampera di depan gedung Pengadilan Jakarta Selatan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010