Desa sejahtera di Hargotirto yang merupakan hasil kemitraan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) dan Universitas Gadjah Mada diresmikan oleh Ani Yudhoyono pada sebuah acara di Waduk Sermo, 5,8 kilometer dari desa Hargotirto, Rabu.
Kerjasama perdana antara SIKIB dan UGM itu diharapkan menjadi laboratorium hidup bagi replika program serupa di berbagai lokasi lain di Indonesia.
Ani berharap kemitraan dengan perguruan tinggi yang didukung oleh lembaga keuangan dari Bank Negara Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia itu dapat mengakselerasi program Indonesia Sejahtera.
Dalam pidatonya, Ani menegaskan konsep integrasi desa sejahtera bukanlah sesuatu yang mengawang-awang. Namun, lanjut dia, dapat diwujudkan apabila terwujud kerjasama baik antara semua pihak seperti pemerintah daerah, perguruan tinggi, lembaga non pemerintah, serta lembaga keuangan.
"Konsep integrasi desa sejahtera rasional dan realistik, bukan sesuatu yang di awang-awang," ujarnya.
Ani mengatakan desa sejahtera harus memenuhi kriteria cukup pangan, sandang, papan, serta kesehatan yang terjamin dan akses pendidikan yang mudah.
Selain itu lingkungan harus sehat, ramah kepada anak-anak, dan cukup air bersih.
Program desa sejahtera di Hargotirto juga diharapkan dapat menjadi lahan praktik bagi mahasiswa UGM yang melakukan kuliah kerja nyata.
Desa Hargotirto di Kabupaten Kulonprogo berpenduduk 1.932 kepala keluarga yang sebagian besar bermata pencaharian buruh tani dan perajin gula kelapa.
Sebagian besar wilayah Desa Hargotirto bergunung-gunung seluas 14.713 hektare dengan ketinggian antara 250-1.000 meter di atas permukaan laut dengan kondisi alam yang tidak memungkinkan adanya persawahan dan juga sarana irigasi.
Desa Hargotirto seluas 2.140,2 hektare sebagian berupa hutan asli dan area tegalan dengan dominasi pohon jati, pohon mahoni, nangka, kleresede, kelapa, dan sengon.
Komoditas hutan memunculkan industri penggergajian kayu yang menjadi salah satu sumber penghidupan masyarakat.
Program desa sejahtera menggabungkan lima program pokok SIKIB, yaitu Indonesia Pintar dengan kehadiran rumah pintar dan taman lalu lintas sebagai sarana pendidikan anak, Indonesia sehat dengan mobil sehat dan motor sehat, Indonesia Kreatif, Indonesia Hijau dan Indonesia Peduli.
Salah satu warga Desa Hargotirto, Tuminah, mengatakan kehadiran program yang baru berjalan selama tiga bulan itu amat membantunya dalam mendidik anak-anaknya di rumah pintar.
"Kalau biasanya anak-anak cuma main-main tidak jelas ke sana sini, sekarang ada rumah pintar. Anak-anak bisa belajar di sana," ujarnya.
Selain itu, kata Tuminah, ia pun mendapatkan kursus keterampilan dari program Indonesia Kreatif seperti pembuatan tas dari plastik bekas kemasan sabun.
Dalam acara tersebut juga didukung oleh sejumlah lembaga pemerintah dan swasta, seperti BKKB, BNI, BRI, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Hadir dalam acara tersebut, antara lain Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, GKR Hemas (anggota DPD RI), Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi, PhD, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Ibu Herawati Boediono, Kepala BKKBN Sugiri Syarief, Bupati Kulon Progo H Toyo S Dipo dan para bupati/wsalikota se-DIY.(*)
(T.D013/S018/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010