Magelang (ANTARA News) - Sejumlah tokoh lintas agama di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar pertemuan yang mereka sebut sebagai "Dialog Aliansi Antariman untuk Kesejahteraan Rakyat" (Asikar) di Wisma Salam, Kabupaten Magelang, Jateng, selama dua hari.
Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Gereja Keuskupan Agung Semarang, Romo Aloysius Budi Purnomo, di Magelang Rabu mengatakan, kegiatan itu sebagai tindak lanjut atas pertemuan di Jakarta 1-3 September 2010 yang diprakarsasi oleh Center for Dialogue and Cooperation Among Civilizations (CDCC) dan komunitas lintas iman.
Peserta dialog, kata dia, para tokoh lintas agama di Jateng dan DIY, serta pegiat organisasi kemasyarakatan seperti Fatayat Nahdlatul Ulama, Nasyiatul Aisyiah, Persatuan Gereja Indonesia, Konferensi Waligereja Indonesia, dan World Vision Indonesia.
"Harapannya pertemuan ini tidak sebatas wacana, tetapi berkembang secara konkret untuk pemberdayaan masyarakat umum, untuk kesejahteraan masyarakat," katanya.
Ia menjelaskan tentang visi peningkatan kesadaran untuk pemberdayaan ekonomi lintas iman, upaya menggalang aksi untuk memantapkan solidaritas lintas iman, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi msyarakat berbasis lintas agama.
Selain itu, katanya, pertemuan itu memantapkan kerukunan umat lintas agama yang selama ini telah terjalin di masyarakat setempat.
"Kegiatan ini bukan sebagai penyebaran agama tertentu, melainkan murni dalam rangka memberdayakan masyarakat dan mengarah kepada peningkatan kesejahteraan," katanya.
Ia mengatakan semangat dan ajaran agama mendorong berbagai upaya memberantas kemiskinan.
"Agama harus berpihak kepada kaum miskin dan bukan kapitalisme," katanya.
Pada kesempatan itu dia juga mengatakan hingga saat ini agama belum berperan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Meskipun umat beragama rajin beribadah, katanya, banyak di antara mereka hidup miskin.
"Jika masyarakat memahami peran agama secara baik, harusnya mereka hidup dalam kondisi yang lebih baik, lebih sejahtera, bukan kondisi yang memilukan," katanya.
(M029/D007/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010