Tangerang (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Pondok Betung, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, memperkirakan puncak cuaca esktrem La Nina di provinsi itu terjadi Oktober-November 2010.
"Akhir bulan September ini, cuaca ekstrem dari La Nina sudah mulai terjadi. Seperti terjadinya peningkatan hujan di atas normal," kata Staf Ahli BMKG Pondok Betung Yanuar Yulianto di Tangerang, Rabu.
Yanuar mengatakan, penyebab terjadinya cuaca ekstrem karena laut Indonesia menghangat sehingga terjadinya penguapan.
Akibatnya, akan menyebabkan hujan karena terjadinya pembentukan awan hujan yang intensif.
Hujan tersebut, kata dia, akan terjadi di atas normal. Untuk hujan normal dalam satu hari yakni 20 milimeter.
Namun, cuaca ekstrem La Nina dapat menimbulkan hujan melebihi batasan normal yakni 100 milimeter sehari.
"Sering beberapa wilayah tergenang banjir. Karena hujan yang terjadi turun dengan jumlah di atas normal untuk ukuran satu hari hujan," katanya.
Dikemukakannya bahwa hujan yang terjadi tiga minggu belakangan ini, seperti di Pandeglang terjadi dengan curah mencapai 217 milimeter sehari. Aibatnya, wilayah Menes, terjadi banjir.
Kemudian, tanggal 14 September 2010, wilayah Bintaro terendam banjir karena hujan mencapai 109 milimeter sehari.
Bahkan, catatan terakhir, meluapnya Situ Pamulang karena hujan terjadi hingga 50 milimeter selama satu jam, sehingga muara situ tidak mampu menampung air karena ditambah dengan kiriman air dari perumahan sekitar Pamulang dan Ciputat yang terendam banjir.
"Terjadinya luapan di Situ Pamulang karena hujan mencapai 50 milimeter dalam kurun waktu satu jam. Sehingga, volume debit air meningkat," katanya.
Oleh karena itu, Yanuar pun meminta pemerintah daerah untuk melakukan kewaspadaan terkait meningkatnya curah hujan.
Segala potensi yang dapat menimbulkan bahaya seperti banjir dan kembali meluapnya situ, agar dapat diperhatikan dan diwaspdai.
"Hujan sewaktu-waktu dapat turun dengan curah yang sangat tinggi dan menimbulkan banjir. Jadi, harus diperhatikan," katanya.
(ANT-154/A035/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010