Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Senior Bank Dunia untuk Indonesia Enrique Blanco Armas mengatakan pembenahan infrastruktur yang didukung reformasi kebijakan di berbagai area dapat menurunkan angka kemiskinan.

"Reformasi kebijakan di berbagai area, didukung dengan pengeluaran yang tepat, akan membantu pemerintah mencapai target pertumbuhan jangka menengah serta menurunkan angka kemiskinan," ujarnya di Jakarta, Selasa ssaat mengumumkan perkembangan triwulan perekonomian Indonesia.

Ia menjelaskan, langkah reformasi yang dibutuhkan seperti investasi publik untuk infrastruktur dalam menanggapi keterbatasan aktivitas sektor swasta yang dikarenakan oleh infrastruktur Indonesia belum merata.

"Perbaikan infrastruktur di Indonesia akan membantu pertumbuhan di masa mendatang dengan memperkuat konektivitas antar daerah, mengembangkan pusat aktivitas perekonomian dan meningkatkan efisiensi daerah perkotaan di Indonesia," ujarnya.

Selain itu memfasilitasi akses untuk pelayanan finansial yang dapat meningkatkan kemampuan rumah tangga miskin untuk memulai usaha serta mengurangi ketimpangan antara keterampilan pekerja dalam bursa kerja dengan tuntutan keterampilan yang diperlukan pemberi pekerjaan.

"Pemerintah perlu menanggapi beberapa prioritas kunci untuk mendukung pertumbuhan dan memastikan semua warga Indonesia menikmati hasil terutama masyarakat miskin," ujarnya.

Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat telah memberi sumbangan atas pengentasan kemiskinan, dengan tingkat kemiskinan menurun menjadi 13,3 persen pada Maret 2010 dibandingkan 14,2 persen tahun lalu.

"Angka absolut penduduk miskin di perkotaan dan pedesaan masing-masing turun dibawah 11,5 juta dan 20 juta jiwa untuk pertama kali sejak 2004," ujar Enrique.

Namun, dalam jangka pendek, ia menambahkan dukungan pertumbuhan terhadap pengentasan kemiskinan dapat berkurang akibat dampak dari peningkatan biaya hidup.

"Untuk itu, prestasi pengentasan kemiskinan di perkotaan akan lebih berperan," ujarnya.

Sementara, Ekonom Bank Mandiri Mirza Adityaswara, mengatakan angka kemiskinan akan turun signifikan apabila pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen.

"Kalau pertumbuhan 6,4 persen, kemiskinan tetap turun namun (dapat) menurun signifikan kalau pertumbuhan 8 persen. Tapi masalahnya kita tumbuh 6 persen, inflasi sudah naik, impor naik," ujarnya.

Menurut dia, pertumbuhan sebesar 8 persen bisa dicapai apabila pembangunan infrastruktur dapat segera dibenahi apalagi ekonomi Asia sedang tumbuh pesat.

"Kita mau mensejahterakan rakyat, tapi masih ada problem untuk mencapainya, inflasi naik dan trade balance negatif," ujar Mirza.
(S034/S004)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010