London (ANTARA News) - Sebuah pesawat tanpa awak buatan Inggris yang berhasil terbang menggunakan jet udara, bukan dengan "flap" (bagian sayap pesawat) yang selama ini digunakan, telah menorehkan catatan penerbangan bersejarah.
Wahana udara tak berawal eksperimental (UAV) yang disebut DEMON ini mengunakan ledakan jet di udara untuk mengontrol gerakan pesawat selama penerbangan, bukan dengan cara konvensional yang selama ini dikenal yaitu menggunakan elevator dan aileron (bagian sayap pesawat) mekanis.
Para pakar mengungkapkan bahwa mekanisme ini akan mempermudah operasi pesawat karena bagian-bagian bergerak menjadi jauh lebih sedikit sekaligus membuat pesawat menjadi lebih tersembunyikan.
DEMON membuat debut terbang bersejarahnya di Pulau Walney, Cumbria pada Jumat 17 September dan diciptakan oleh Universitas Cranfield bekerjasama dengan BAE Systems dan sembilan universitas Inggris lainnya.
Penerbangan uji coba DEMON adalah penerbangan tanpa sayap pertama yang diotorisasi oleh Otoritas Penerbangan Sipil Inggris.
Semua sayap pesawat memiliki bagian yang bisa digerakkan yang dinamakan "flap" (bagian ujung sayap). Selama tinggal landas dan mendarat, "flap" bisa berkembang dan mengerut dari tepi sayap.
Kelebihan ini mengubah bentuk sayap, memaksa udara menyusuri perjalanan lebih panjang di bagian atas sayap dan menekan sayap ke atas sehingga menciptakan angkatan.
Jet pada pesawat DEMON bekerja dalam berbeda cara. Pesawat ini bekerja dengan memanipulasi udara yang mengalir cepat di atas permukaannya, tapi tak mengubah bentuk sayap.
Jet udara yang berdekatan dengan tepi sayap menentukan apakah udara menjauh atau mendekat sayap. Sensor di sepanjang sayap memonitor secara konstan gelombang udara dan bisa mengatur arah jet udara.
DEMON hanya bersayap enam kaki dengan berat ahanya 200 lb. Pesawat ini bisa diterbangkan untuk misi tempur, tapi bisa sepenuhnya karena masih pesawat eksperimental.
Di Cumbria Jumaty lalu, DEMON berhasil mendemonstrasikan penerbangan tanpa flap dan bermanuver dengan teknologi baru.
Kesuksesan ini dibangun di atas proyek UAV sebelumnya dari BAE dalam bagian dari program FLAVIIR.
Richard Williams, direktur program BAE Systems untuk Kapabilitas Masa Datang berkata, "Apa yang telah dicapai tim FLAVIIR tidaklah tiba-tiba. Saya berada di Cumbria untuk melihat DEMON terbang dan saya merasa yakin saya menjadi saksi untuk momen penting dalam sejarah penerbangan."
Professor John Fielding, kepala insinyur dan ketua tim demonstrator DEMON dari Universitas Cranfield berkata. "Untuk membuat sebuah pesawat terbang dan bermanuver secara aman tanpa menggunakan kontrol permukaan yang konvensional adalah prestasi tersendiri.
Melakukan itu ketika pada saat bersamaan menawarkan teknik konstruksi dan mekanisme kontrol yang baru mungkin bisa disebut ambisius, namun kami berhasil melakukannnya."
UAV DEMON dibuat melalui sebuah program riset, namun pesawat ini mewakili wahana terbang berteknologi tinggi nan rumit.(*)
Daily Mail/Yudha/Jafar
Penerjemah: Yudha Pratama Jaya
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010