Palu (ANTARA) -
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan diprakirakan Provinsi Sulawesi Tengah masih berpotensi hujan hingga Bulan Juli 2021.
"Analisis BMKG, pada pertengahan Juni hingga Juli mendatang masih banyak potensi hujan terjadi di Sulteng," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu Nur Alim yang dihubungi di Palu, Selasa.
Karakteristik cuaca di Palu dan sekitarnya masuk kategori iklim non zoom tidak seperti cuaca pada umumnya yang berlaku di Indonesia, karena sulit penentuan musim kemarau dan musim penghujan.
Secara umum, musim hujan baru berlaku pada Bulan Oktober hingga Februari, namun saat ini Sulteng kurang lebih sepekan terakhir intens diguyur hujan ringan hingga lebat.
Baca juga: BMKG prediksi dua bulan ke depan Palu banyak diguyur hujan
Baca juga: Polda antisipasi gangguan pendistribusian logistik dan cuaca ekstrim
Menurut BMKG, biasanya hujan intensif dengan intensitas ringan hingga lebat terjadi pada pertengahan Juni-Juli, meskipun belum berada di musim hujan pada umumnya dan musim hujan diprakirakan pada Oktober hingga Februari.
"Bila merujuk pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, justru di dua bulan ini sering terjadi bencana banjir dan tanah longsor, karena posisi tanah belum stabil pada lereng-lereng gunung," ujar Alim.
Olehnya, BMKG mengimbau warga agar mewaspadai daerah aliran sungai (DAS) dan kawasan lereng, terutama di wilayah-wilayah yang sering mengalami atau memiliki riwayat banjir bandang dan tanah longsor, khususnya wilayah Kabupaten Sigi dan Parigi Moutong.
Meski begitu, hal tersebut jangan dijadikan kecemasan yang berlebihan, karena imbauan ini hanya untuk mengingatkan agar masyarakat yang bermukim di sekitar lereng dan bantaran sungai agar tetap waspada dan selalu berhati-hati.
"Banjir tidak selalu terjadi saat hujan mengguyur kawasan hilir. Kewaspadaan kita adalah saat hujan mengguyur bagian hulu," kata Alim menambahkan.
Selain itu, BMKG juga mengimbau bagi pelaku perjalanan agar selalu memperhatikan lereng-lereng gunung, salah satunya yakni jalur transportasi darat kebun kopi atau jalur Tawaeli-Toboli penghubung Kota Palu dan Kabupaten Parigi Moutong.
Di sepanjang jalan tersebut lebih banyak melewati lereng gunung, sehingga BMKG menilai jalur-jalur tersebut cukup rawan jika sering diguyur hujan selama sepekan.
Kalau hujan terjadi setiap hari, maka kondisi tanah mulai rawan. Artinya, jika intensitas hujan lebat sering terjadi maka tanah akan mengalami kehilangan daya ikat dan menimbulkan longsoran.
"Sebaiknya pengguna transportasi dara melintas di jalur tersebut pada siang hari, karena malam biasanya banyak curah hujan walaupun ringan hingga sedang," demikian Alim.*
Baca juga: BPBD: Curah Hujan di Sulteng masih tinggi
Baca juga: BPBD Sulteng harap pemkab lebih tanggap hadapi cuaca ekstrem
Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021