Namun, BPOM tengah mendampingi sekira 14 calon produk fitofarmaka untuk melawan COVID
Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 membuat banyak orang mencoba berbagai cara demi bisa menangkal virus tersebut, tak terkecuali pengobatan tradisional dan herbal. Namun, apakah obat herbal bisa menjadi alternatif untuk menangkis virus corona baru?
Peneliti dari Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alami (PERHIPBA) Dr. apt. Yesi Desmiaty mengatakan, masih belum ada obat herbal resmi Indonesia untuk melawan virus COVID-19.
"COVID-19 memang mengubah kita semua, tak terkecuali penelitian yang kini difokuskan untuk menyelesaikan pandemi ini. Pun dengan dana yang juga dialihkan ke penanganan COVID-19," kata Yesi melalui diskusi daring yang digelar pada Selasa.
Baca juga: Apa kabar penelitian obat herbal untuk COVID-19?
"Sekarang ini, hanya BPOM yang bisa kita percaya dan meregulasi (jenis obat), untuk menjamin keamanan kita. Sekarang, masih belum ada herbal resmi untuk mengatasi COVID. Namun, BPOM tengah mendampingi sekira 14 calon produk fitofarmaka untuk melawan COVID," ujarnya melanjutkan.
Sebagai informasi, fitofarmaka adalah salah satu dari tiga macam obat herbal yang diumumkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Fitofarmaka merupakan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik (pada hewan percobaan) dan uji klinik (pada manusia), bahan baku dan produk jadinya sudah distandarisasi.
Ada pun macam obat herbal lainnya di Indonesia adalah obat tradisional, yang merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan. Jamu adalah salah satu bentuk obat tradisional.
Baca juga: Kabar terkini jamu Indonesia untuk corona, bersiap diuji klinis
Selanjutnya, Obat Herbal Terstandarisasi (OHT) adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik (pada hewan percobaan) dan bahan bakunya telah distandardisasi.
Meski obat herbal masih belum bisa menjadi pilihan menyembuhkan COVID-19, Yesi mengatakan, obat herbal dapat digunakan untuk menjaga dan memelihara kesehatan diri sendiri.
"Kita bisa minum obat herbal untuk diri kita sendiri, untuk memelihara kesehatan dan meningkatkan imunitas, dibarengi dengan olahraga, makan makanan bergizi, dan menjalani pola hidup yang baik dan sehat," kata Yesi.
Lebih lanjut, obat herbal juga bisa digunakan untuk mengurangi gejala seperti batuk, flu, hingga menjaga kondisi tubuh dari kormobid (penyakit penyerta, seperti diabetes, hipertensi, dan lainnya).
Baca juga: Atasi mual hingga nyeri sendi, bumil bisa konsumsi bahan herbal
Baca juga: Campuran air kelapa, jeruk nipis, dan garam dapat obati COVID-19? Ini faktanya
Baca juga: Minum jamu agar sehat boleh-boleh saja, tapi ada syaratnya
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021