Penelitian pada "high-net-worth individuals" (HNWI) -- istilah yang digunakan untuk menyebut warga kaya pemilik aset yang dapat diinvestasikan (investable assets) paling sedikit satu juta dolar AS -- dikeluarkan oleh Merrill Lynch Global Wealth Management dan konsultan Capgemini.
"Ke depan, China dan India akan memimpin jalan di kawasan dengan ekspansi ekonomi dan pertumbuhan HNWI mungkin untuk menjaga lebih melampaui ekonomi-ekonomi maju," kata Laporan Harta Kekayaan Asia-Pasifik
Ini mengutip angka pertama kali yang dirilis dalam sebuah studi global pada Juni yang menunjukkan jutawan kawasan berjumlah tiga juta pada 2009, naik 25,8 persen dari tahun sebelumnya dan melampaui Eropa untuk pertama kalinya.
Juga tahun lalu, kekayaan kolektif jutawan Asia-Pasifik berjumlah hampir 10 triliun dolar AS, yang bernilai lebih dari kekayaan gabungan rekan-rekan mereka di Eropa untuk pertama kalinya, katanya.
"Kawasan ini banyak menjanjikan dan adalah sebuah strategi fokus untuk setiap perusahaan manajemen kekayaan dengan aspirasi global," kata Wilson So, kepala manajemen kekayaan kawasan di Merrill Lynch.
Australia, China dan Jepang menyumbang 76,1 persen dari jutawan kawasan dan 70 persen dari kekayaannya tahun lalu, kata laporan itu.
Jumlah jutawan di Hong Kong naik 104,4 persen pada 2009 tahun-ke-tahun, pertumbuhan tercepat di dunia.
Kekayaan gabungan mereka juga meningkat 108,9 persen, lompatan terbesar secara global, kata laporan itu.
"Akumulasi kekayaan di Hong Kong kembali tahun lalu, karena ekonomi dan aset-asetnya diuntungkan dari meningkatnya investasi dari China," kata So.
Di India, populasi jutawan dan kekayaan kolektif masing-masing naik 51 persen dan 54 persen, pada 2009, kata laporan itu.
Jepang adalah pasar terbesar HNWI di Asia-Pasifik tahun lalu, menyumbang 54,6 persen dari populasi jutawan dan 40,3 persen dari kekayaan, tetapi pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan dengan pasar Asia lainnya.
China masih basis HNWI kedua terbesar di kawasan tersebut, dan keempat terbesar di dunia, dengan 477.000 jutawan.
"Asia-Pasifik terbukti menjadi kawasan yang paling tangguh dalam krisis ekonomi," kata Bertrand Lavayssihre, direktur pengelola untuk jasa keuangan global di Capgemini.
"Agregat pertumbuhan kawasan kemungkinan akan melebihi perekonomian dunia 2010 dan 2011, karena permintaan domestik dan perdagangan intra-regional membantu untuk mengimbangi kelemahan apapun yang sedang berlangsung dalam ekspor ke negara maju." (A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010