Madiun (ANTARA News) - Bayi yang menderita kelainan tidak memiliki dinding perut sempurna atau gastroschipizes, yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Caruban, Kabupaten Madiun, Jatim, akan dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya.
"Fasilitas RSUD Caruban memang kurang mampu untuk melakukan penanganan kasus seperti ini. Dalam waktu dekat akan dirujuk ke RSUD dr Soetomo dan menunggu persetujuan keluarga," ujar Staf Khusus Direktur Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) RSUD Caruban Munirul Huda, Selasa.
Menurut dia, hingga kini anak pertama dari pasangan suami istri berusia muda yakni Agus Setiawan (21) dan Fitri (17), warga Desa Winong, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, itu masih dirawat di Ruang Perinatologi RSUD Caruban, Kabupaten Madiun.
Berat badan dan panjang bayi yang lahir 25 September 2010 itu memang tidak ideal, meski usia kandungan ibunya saat melahirkan tergolong normal, mencapai sembilan bulan. Bayi laki-laki yang belum diberi nama ini hanya memiliki berat badan 2,4 kilogram dan panjang 47 centimeter.
Perawatan bayi ini akan ditanggung pemerintah daerah. Orang tua bisa menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan semua biaya rumah sakit akan ditanggung oleh pemerintah daerah.
"Karena berasal dari keluarga tidak mampu maka biaya rumah sakit akan ditanggung pemerintah daerah setempat. Yakni, mulai dari obat, rawat inap, visit dokter, dan makannya," terang Munirul.
Ia menjelaskan, kasus bayi "gastroschizis" ini merupakan yang pertama kali ditangani RSUD Caruban. Sebelumnya, pernah bayi yang tidak memiliki tempurung kepala atau yang disebut dengan "anencephalus", dan meninggal setelah beberapa hari dirawat.
Dokter spesialis anak RSUD Caruban dr Rony AP Tamba, M.Si. Med. Sp.A., menjelaskan bahwa ada berbagai macam penyebab bayi yang mengalami kelainan "gastroschizis". Di antaranya, karena kekurangan mikronutrisi selama dalam kandungan atau karena obat-obatan yang dikonsumsi ibu selama masa kehamilan.
Menurut dia, tim dokter memperkirakan penyebab gastroschizis pada bayi malang ini akibat obat-obatan yang dikonsumsi dengan tidak benar oleh sang ibu.
"Untuk perawatan, kami juga berkordinasi dengan dokter bedah untuk mencegah infeksi, meningkatkan fungsi usus, dan memberi nutrisi," kata dr Rony.
(ANT-072/C004/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010