Samarinda (ANTARA News) - Situasi Kota Tarakan, Kalimantan Timur, hingga Selasa siang masih mencekam dan toko-toko yang berada di kawasan yang menjadi basis kelompok yang bertikai masih tutup.
"Semua toko di kawasan yang menjadi pemukiman salah satu kelompok yang bertikai hingga sore ini masih tutup. Mereka sepertinya masih takut membuka toko karena situasinya masih mencekam," ungkap salah seorang warga Tarakan, Ridwan, dihubungi dari Samarinda, Selasa sore.
Bahkan kata warga yang mengaku tinggal tak jauh dari pemukiman kerabat Abdullah (50), korban yang terbunuh dalam peristiwa itu mengatakan, sejumlah perkantoran juga masih tutup.
"Walaupun aktivitas warga di sejumlah jalan sudah mulai terlihat normal tetapi sebagian kantor masih tutup," katanya.
"Situasinya memang tidak seperti kemarin (Senin) yang sempat lumpuh total akibat ribuan orang yang membawa berbagai jenis senjata tajam dan mengenakan pita kuning berkonvoi dan melakukan aksi sweeping," ujar Ridwan.
Sejumlah kawasan yang merupakan pemukiman kelompok massa yang diduga pelaku pembunuhan terhadap Abdullah adalah dearah Selumit, Beringin, Kampung Pukat dan kawasan THM juga terlihat sepi.
"Semua toko dan rumah warga di kawasan yang menjadi basis massa kelompok yang diduga melakukan pembunuhan itu sampai sekarang masih tertutup rapat," kata Ridwan.
Seorang warga Tarakan lainnya, Mulyadi Abdillah mengatakan, situasi Kota Tarakan pada Selasa siang sekitar pukul 12.00 hingga 14.00 WITA, mencekam menyusul ribuan warga yang mengenakan pita kuning di lengan dan membawa berbagai jenis senjata tajam mendatangi Kantor Polres Tarakan di Jalan Sudarso.
"Mereka melakukan aksi "long march" memenuhi jalan-jalan menuju Kantor Polres. Massa mendesak polisi segera menangkap para pelaku pembunuhan Abdullah," kata Mulyadi Abdillah dihubungi melalui telepon genggamnya.
Bahkan, lanjut dia, banyak warga yang mengenakan pita kuning terus berkeliaran di jalan, sehingga Kota Tarakan kembali memanas.
"Kami berharap, situasi ini bisa kembali tenang sehingga kami bisa beraktivitas dengan normal," harap warga Tarakan itu.
Bentrok antarwarga itu dipicu tewasnya Abdullah (50), seorang tokoh masyarakat, di Perumahan Juwata Permai Minggu malam sekitar pukul 22. 00 WITA.
Pada Senin siang, warga yang marah kemudian membakar dua rumah yang diduga milik para pelaku pembunuhan tersebut.
(A053/A011/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010