Bondowoso (ANTARA News) - Sebanyak 170 warga Desa Bata`an, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, terserang chikungunya yakni penyakit yang ditularkan dari salah satu spisies nyamuk Aedes Aegypti.
Salah seorang warga di Desa Bata`an, Nurhaini, Selasa mengatakan, gejala awal yang dialami oleh warga antara lain persendian terasa kaku dan rasa nyeri hampir di seluruh bagian tubuh.
"Tiba-tiba saya merasakan nyeri pada sendi dan rasa ngilu hampir di seluruh bagian tubuh, sehingga tidak bisa bergerak sama sekali," kata Nurhaini.
Menurut dia, chikungunya menyerang seluruh keluarganya yakni kedua orang tua, suami, dan seorang anaknya yang berusia enam tahun.
"Setelah mendapatkan obat dari petugas Puskesmas setempat, mudah-mudahan segera sembuh dan kami bisa kembali bekerja," tuturnya.
Ketua RW di Desa Tenggarang, Burawi mengatakan, virus chikungunya menyerang anak-anak dan orang dewasa, bahkan sebanyak 50 anak tidak masuk sekolah karena terjangkit virus chikungunya tersebut.
"Sebanyak enam hingga 15 orang yang tertular chikungunya, setiap hari, sehingga mereka hanya terbaring lemah di tempat tidur rumah mereka masing-masing," kata Burawi.
Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, Agus Suwardjito mengimbau masyarakat waspada terhadap penyebaran virus chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
"Petugas Dinkes di melalui Puskesmas setempat akan melakukan pengasapan (fogging) di sejumlah daerah yang terserang chikungunya untuk memberantas sarang nyamuk Aedes Aegypti," kata Agus.
Selain di Kecamatan Tenggarang, kata dia, chikungunya juga menyerang di sejumlah desa di Kecamatan Wringin pada bulan Juli dan Agustus 2010 sebanyak 114 orang.
"Kami memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk menghindari gigitan nyamuk penyebab chikungunya. Masyarakat harus menjaga kebersihan lingkungan," tuturnya menjelaskan.
Menurut Agus, jenis penyakit chikungunya tersebut tergolong penyakit yang tidak mematikan namun bisa menyebabkan kelumpuhan sementara kepada penderitanya.
(ANT-070/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010