Batu (ANTARA News) - Sejumlah satwa langka yang pernah ada di kawasan hutan Kota Batu, Jawa Timur, terancam punah setelah adanya perubahan fungsi hutan menjadi lahan perkebunan.
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) "Pro Fauna" Indonesia, Rosek Nursahid di Batu, Selasa mengatakan, adanya perubahan fungsi hutan di wilayah Kota Batu menjadi penyebab utama punahnya sebagian satwa langka.
Ia menyebutkan, jika pada 10 tahun lalu terdapat 35 kelompok lutung jawa yang hidup di hutan kawasan Kota Batu, saat ini jumlahnya diperkirakan menurun menjadi 20 kelompok saja.
Sedangkan untuk elang jawa, jika dahulu ada 20 pasang, maka saat ini yang terlihat hanya dua pasang. "Selain karena perubahan fungsi hutan, pencemaran air dan penggunaan pestisida pada tanaman juga menjadi faktor penghambat berkembangnya satwa langka itu," katanya.
Ia menjelasakan, jika dahulu satwa langka tersebut mudah dilihat di wilayah Taman Hutan Rakyat (Tahura) R Soeryo Cangar, Gunung Panderman, Batu serta kawasan Pujon, Kabupaten Malang. Namun, saat ini sulit dilihat sebab jumlahnya yang terbatas.
"Saya mengamati, satwa itu sering terlihat di Tahura R Soeryo Cangar, Batu, di tempat lainnya sudah tidak pernah terlihat lagi," katanya.
Ia juga menyesalkan pola hidup masyarakat Kota Batu yang seenaknya membuang limbah ke aliran sungai yang bisa mengakibatkan matinya ikan atau satwa penghuni sungai.
Untuk itu, jika ingin mengembalikan ke kondisi semula, diperlukan "moratorium" hutan atau penyelamatan hutan agar tidak seluruhnya ditebangi.
"Dengan moratorium, alih fungsi hutan diharapkan bisa menyelamatkan kerusakan hutan yang telah terjadi. Penggunaan perkebunan misalnya, dialihkan di luar hutan, dan hutan bisa dijadikan khusus untuk konservasi lingkungan," kata Rosek.
Selain itu, dirinya meminta Pemkot Batu bisa mengimplementasikan moratorium tersebut dalam aturan tata ruang. "Dalam aturannya nanti, wajib tidak ada pembukaan lahan atau alih fungsi hutan untuk pembangunan," katanya.
Sementara itu, terkait penggunaan pestisida pada tanaman seperti jamur, diharapkan tidak digunakan lagi, sebab jika tanaman jamur itu dimakan oleh hewan lebih kecil dan kemudian dimakan elang, maka mengakibatkan kekeroposan pada cangkang telur.
"Ini otomatis membuat elang jawa susah berkembangbiak, sedangkan perubahan hutan menjadi pemukiman atau menjadi lahan perkebunan juga berakibat semakin sulitnya satwa langka menemukan habitat aslinya," ujar Rosek.
(T.ANT-162/P004/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010