Yerusalem (ANTARA News/AFP) - Israel menegaskan, Senin, angkatan lautnya akan menghentikan kapal aktivis Yahudi tujuan Gaza jika mereka terus berusaha menembus blokade atas jalur pesisir tersebut.
Juru bicara kementerian luar negeri Yigal Palmor mengatakan, sejauh ini belum ada kontak dengan awak kapal "Irene", yang meninggalkan Siprus pada Minggu, dan ia tidak tahu posisinya saat ini.
Palmor menyatakan, jika kapal itu menuju pelabuhan Mesir El Arish atau Ashdod di Israel, maka akan diizinkan untuk terus berlayar tanpa halangan, dan barang-barangnya akan diangkut ke Gaza melalui jalan darat setelah diperiksa.
"Kami berniat melakukan kontak radio dengan mereka dan memastikan ke mana mereka akan pergi," kata Palmor kepada AFP.
"Jika mereka menyebut Gaza, maka kami akan menjelaskan kepada mereka bahwa berlayar ke Gaza dilarang," lanjut juru bicara itu.
"Jika mereka tetap ingin memasuki zona terlarang, 20 mil (32 kilometer, di lepas pantai Gaza), mereka akan dihadang dan dibawa ke Ashdod," tambahnya.
Yonatan Shapira, satu dari tujuh aktivis di kapal layar kecil berbendera Inggris itu, mengatakan kepada AFP melalui telefon satelit Minggu bahwa mereka tidak menghendaki bentrokan.
"Kami memiliki kebijakan non-kekerasan dan non-konfrontasi," kata mantan pilot Israel itu. "Namun jika militer Israel menghentikan kapal itu, kami tidak akan membantu mereka membawanya ke Ashdod."
Israel menjadi sorotan dunia setelah serangan mematikan terhadap armada kapal bantuan tujuan Gaza pada Mei.
Laporan yang dikeluarkan Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada 22 September menyebutkan, ada "bukti jelas untuk mendukung penuntutan" terhadap Israel karena pembunuhan dan penyiksaan yang disengaja dalam serangan Mei yang menewaskan sembilan aktivis Turki itu.
Israel menolak laporan itu dengan menyebutnya sebagai bias dan mendukung satu pihak dan menekankan bahwa mereka bertindak sesuai dengan hukum internasional.
Pasukan komando Israel menyerbu kapal-kapal dalam armada bantuan yang menuju Jalur Gaza pada 31 Mei. Sembilan aktivis Turki pro-Palestina tewas dalam serangan di kapal Turki, Mavi Marmara, yang memimpin armada kapal bantuan itu menuju Gaza.
Israel berkilah bahwa penumpang-penumpang kapal itu menyerang pasukan, namun penyelenggara armada kapal itu menyatakan bahwa pasukan Israel mulai melepaskan tembakan begitu mereka mendarat.
Hubungan Israel-Turki terperosok ke tingkat terendah sejak kedua negara itu mencapai kemitraan strategis pada 1990-an akibat insiden tersebut.
Turki memanggil duta besarnya dari Tel Aviv dan membatalkan tiga rencana latihan militer setelah penyerbuan itu. Turki juga dua kali menolak permohonan pesawat militer Israel menggunakan wilayah udaranya.
Setelah serangan itu, Mesir, yang mencapai perdamaian dengan Israel pada 1979, membuka perbatasan Rafah-nya untuk mengizinkan konvoi bantuan memasuki wilayah Gaza -- kalangan luas melihatnya sebagai upaya untuk menangkal kecaman-kecaman atas peranan Mesir dalam blokade itu.
Kairo, yang berkoordinasi dengan Israel, hanya mengizinkan penyeberangan terbatas di perbatasannya sejak Hamas menguasai Gaza pada 2007.
Di bawah tekanan-tekanan yang meningkat, Israel kemudian meluncurkan penyelidikan bersama dua pengamat internasional atas serangan itu. Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon mendorong penyelidikan terpisah PBB dengan keikutsertaan Israel dan Turki.
Israel juga mengendurkan blokade terhadap Gaza dengan mengizinkan sebagian besar barang sipil masuk ke wilayah pesisir tersebut.
Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa hampir tiga tahun lalu.
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.
Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010