Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Hatta Radjasa menyatakan bahwa keputusan tarif dasar listrik (TDL) tidak naik baru di tingkat komisi dan belum menjadi keputusan DPR.

"Saya mendapatkan laporan dari Menteri ESDM bahwa keputusan di Komisi VII DPR, TDL 2011 tidak naik. Itu kita pegang dulu, nanti dibawa ke Badan Anggaran seperti apa putusannya," kata Hatta di Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Senin.

Menurut dia, keputusan TDL tidak naik baru akan menjadi keputusan DPR setelah dibahas di rapat paripurna DPR yang membahas RUU APBN 2011.

Sebelumnya pemerintah merencanakan kenaikan TDL sebesar 15 persen melalui pengajuan RAPBN 2011.

Hatta menyebutkan, terkait dengan kemungkinan TDL tidak naik pada 2011, pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan PLN.

"Kita bicara dengan PLN tentang berapa besar bisa dilakukan efisiensi, pertama melalui pengurangan biaya pembangkitan. Kalau kita tidak ingin TDL naik, artinya subsidi naik. Kalau subsidi tidak ditekan tapi TDL tak naik maka biaya pokok produksi (BPP) harus diturunkan," katanya.

Ia menyebutkan, penurunan BPP dapat dilakukan melalui pengurangan penggunaan BBM dengan memperbanyak penggunaan batu bara atau menggunakan gas.

"Cara lainnya adalah menurunkan losses. Jadi cuma itu pilihannya," katanya.

Sementara itu terkait dengan upaya menekan konsumsi BBM bersubsidi, Menteri ESDM Darwin Z Saleh mengatakan, sebenarnya sudah dilakukan upaya pembatasan.

"Sudah dilakukan upaya pembatasan, antara lain sejumlah SPBU di beberapa daerah lebih banyak menyediakan premix atau pertamax daripada premium," katanya.

Ketika ditanya SPBU di mana saja, Darwin mengatakan, Ditjen Migas dan Pertamina mengetahui secara pasti lokasi dimaksud.

"Mereka yang lebih tahu SPBU yang sudah siap termasuk penyediaan tangkinya," katanya.

Ia menengaskan, upaya penghematan sudah berjalan sejak masalah peningkatan konsumsi BBM bersubsidi meningkat dan hasil penghematan sudah ada.

Sementara itu mengenai adanya kenaikan kuota BBM bersubsidi 2010 yang naik sekitar dua juta kl dari 36,5 menjadi 38,5 juta kl, Darwin mengatakan, hal itu tidak mengindikasikan tidak ada upaya penghematan.

"Itu sebenarnya sudah menunjukkan penekanan atau penghematan kalau dibanding realisasi yang cenderung akan mencapai 40 juta kl," katanya.

Menurut dia, logisnya konsumsi BBM memang meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor saat ini.

"Kalau melihat pertambahan jumlah kendaraan bermotor, sulit untuk membayangkan konsumsi BBM tidak bertambah. Logisnya bertambah tapi kalau hanya 38,5 juta kl sudah menunjukkan semangat berhemat," jelasnya.

(A039/B012/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010