Surabaya (ANTARA News) - Jabatan Saifullah Yusuf sebagai Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor semakin lama, menyusul penundaan kongres badan otonomi dibawah Nahdlatul Ulama (NU) itu hingga 23 Desember 2010.

"Seharusnya jabatan saya di Ansor berakhir sejak Juli 2010, namun bakal lama sampai kongres digelar," kata pria yang akrab disapa Gus Ipul itu di Surabaya, Senin.

Kongres XIV Ansor digelar di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, pada 23-24 Desember 2010. Menurut rencana, kongres tersebut bakal dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Awalnya kongres tersebut akan digelar di Bandung. Namun, Pimpinan Wilayah (PW) Ansor Jawa Barat selaku tuan rumah tidak siap.

Tempat penyelenggaraan pun dipindahkan ke Surabaya dan dijadwalkan diselenggarakan pada 1 Oktober 2010. Namun karena pada tanggal tersebut Asrama Haji Sukolilo masih digunakan untuk pemberangkatan calon jemaah haji kloter pertama, maka jadwal pelaksanaannya pun diundur hingga 23-24 Desember 2010.

"Pada tanggal tersebut sudah tidak ada lagi aktivitas pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji," kata Wakil Gubernur Jatim itu.

Dia membantah penundaan Kongres Ansor itu terkait dengan jadwal aktivitas Presiden. "Sejak dari dulu Kengres Ansor itu selalu dihadiri Presiden. Namun, penundaan ini bukan semata-mata faktor itu, melainkan soal tempat," katanya.

Demikian juga terkait pemindahan kongres dari Jabar ke Jatim, menurut dia bukan merupakan kesengajaan agar dia bisa berlama-lama memegang jabatan itu.

"Sudah beberapa kali kami melakukan survei di Jabar. Memang tidak ada tempat yang representatif sesuai kemampuan dana yang kami miliki," kata salah satu Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.

Ia menjelaskan bahwa PW Ansor Jabar sudah membicarakan teknis penyelenggaraan kongres itu. "Ada satu tempat, tapi untuk pembukaan saja, sedangkan kongres harus diselenggarakan di tempat lain. Ada juga tempat milik TNI, tapi hanya boleh dipergunakan pada hari-hari tertentu," paparnya.

Selain itu, pemindahan tempat kongres itu disebabkan faktor biaya. "Kalau kongres diselenggarakan di Bandung, biayanya besar dan paling tidak tempatnya harus di hotel berbintang," ucapnya.

Menurut Saifullah, Kongres XIV Ansor tidak mungkin digelar di hotel berbintang karena banyaknya peserta dan simpatisan yang hadir.

"Peserta resminya saja 1.800 orang, ditambah simpatisan yang juga tak kurang dari angka perserta resmi. Oleh sebab itu, tempat paling representatif asrama haji," kata mantan Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal itu.

(M038/C004/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010