Palu (ANTARA) - Wali Kota Palu, Sulawesi Tengah Hadianto Rasyid mengharapkan dua pekan ke depan kegiatan vaksinasi COVID-19 di kota itu dapat mencapai angka 80 persen agar kekebalan imunitas masyarakat terjamin secara komunal.
"Pemkot Palu mengeluarkan edaran kepada seluruh Puskesmas di Palu agar memaksimalkan kegiatan vaksinasi COVID-19 supaya dua pekan ke depan harus mencapai target 80 persen hingga 90 persen," kata Wali Kota Palu Hadianto Rasyid, di Palu, Senin.
Menurut Wali Kota, upaya itu dilakukan dalam rangka pencegahan sekaligus memperkuat imun masyarakat agar tidak mudah terpapar virus corona, meski pun saat ini Palu telah berada di zona kuning.
Oleh karena itu, dengan status zona kuning, Pemkot tetap berupaya melakukan langkah-langkah strategis secara maksimal guna menekan penyebaran COVID-19 supaya status tersebut berubah ke zona hijau, agar kondisi ibu kota Sulteng semakin lebih baik.
"Langkah yang harus ditempuh adalah memaksimalkan vaksinasi, lalu memperketat protokol kesehatan di lingkungan masyarakat maupun internal Pemkot Palu," ucap Hadianto.
Saat ini realisasi penyuntikan vaksin COVID-19 di Palu, katanya, baru mencapai 73 persen, sehingga perlu di genjot pemberian vaksin baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit milik pemerintah dan daerah.
Ia juga mengimbau masyarakat tidak perlu ragu dan khawatir di vaksin, sebab pemerintah telah menjamin produk yang digunakan aman dan halal, serta cerdas menyerap informasi yang beredar di publik.
"Maka, lewat festival vaksin yang sudah diluncurkan beberapa waktu lalu diharapkan kegiatan vaksinasi lebih masif dengan mengajak seluruh usia produktif ikut berpartisipasi dalam program," ujar Hadianto.
Wali Kota menambahkan, saat ini vaksinasi yang perlu digenjot adalah kelompok lansia, karena realisasi sementara capaian lansia masih sekitar 13 persen, angka ini dinilai masih cukup rendah.
"Unit-unit kesehatan harus memastikan layanan vaksinasi di masyarakat berjalan dengan baik. Apa yang kita lakukan ini tentunya untuk kebaikan bersama. Kami ingin, penyebaran COVID-19 di Paku dapat tertekan seminimal mungkin," demikian Hadianto.*
Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021