Nagan Raya (ANTARA News) - Semburan gas metana melalui pipa sumur bor yang terjadi sejak awal Juli 2010 di kediaman Abdul Rani (43), warga gampong (Desa) Lueng Keube Jagat, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya provinsi Aceh, masih berlangsung.
"Sudah tiga bulan lebih semburan gas melalui pipa sumur bor belum berhenti, kami khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata pemilik sumur bor, Abdul rani (50) di desa Lueng Keude Jagat, Minggu.
Di ujung pipa sumur bor yang berkedalaman sekitar 25 meter itu selain mengeluarkan air juga mengandung gas yang menyala apabila disulut dengan api.
Meski mengandung gas, air jernih yang keluar dari pipa sumur bor tersebut juga dikonsumsi oleh keluarga Abdul Rani untuk kebutuhan mandi dan mencuci.
"Karena tidak ada sumber air yang lain kami terpaksa menggunakan air itu untuk kebutuhan mandi dan mencuci," katanya.
Menurutnya, setelah adanya pemberitaan di media tentang gas yang keluar dari sumur bor pada akhir Juli 2010, petugas dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Nagan Raya telah mengambil air untuk diteliti.
Mengutip pernyataan petugas, bahwa selama satu atau dua bulan gas tersebut akan hilang dengan sendirinya, namun hingga tiga bulan lebih semburan gas tersebut masih terjadi.
"Sekitar satu bulan lalu saya juga menerima surat dari Pemerintah kabupaten agar menutup sumur bor," katanya.
Informasi yang diperoleh dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Nagan Raya menyebutkan semburan gas dari sumur bor di kediaman Abdul Rani itu merupakan fenomena biasa.
Semburan tersebut disebabkan oleh gas metana yang terperangkap dalam lapisan tanah pada kedalaman sekitar 30 meter yang akan hilang dengan sendirinya.
Selain di kecamatan Darul Makmur, semburan gas metana itu pernah terjadi di Kecamatan Kuala Pesisir dan Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.
(KR-IRW/D009)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010