Yogyakarta (ANTARA News) - Opera karnaval yang dikemas dalam bentuk kirab museum dengan menyajikan benda-benda koleksi dari 28 museum ditambah defile brigade prajurit dan kesenian jathilan, menandai pembukaan Festival Museum 2010.
Kirab benda-benda koleksi museum tersebut, dimulai dari Taman Parkir Abu Bakar Ali melalui Jalan Malioboro dan Jalan Ahmad Yani kemudian berakhir di Alun-Alun Utara Kota Yogyakarta.
Museum Babadab Puro Pakualaman menjadi museum pertama yang menunjukkan benda koleksinya berupa kereta kencana, diikuti defile Bregada Prajurit Ganggang Samudra kemudian diikutu parade dari Museum Monumen Pangeran Diponegoro.
Di dalam kirab tersebut, Pangeran Diponegoro digambarkan sebagai seorang pahlawan berjubah dan bersorban putih yang menunggang kuda hitam bernama Kiai Pangotan.
Selain ketiga museum tersebut, masih terdapat sejumlah museum lain yang juga mengikuti opera karnaval tersebut, di antaranya adalah Museum Sonobudoyo, Museum Wayang Kekayon, Museum Sandi Negara, Museum Bahari, Museum TNI AU dan Museum Biologi.
Di dalam kirab tersebut, panitia juga menyelipkan pentas khusus yang menampilkan repertoar kolosal ekspresi keprihatinan atas hilangnya sejumlah koleksi emas di Museum Sonobudoyo.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DIY Djoko Dwiyanto, mengatakan kegiatan Festival Museum 2010 tersebut melibatkan tiga institusi utama yaitu Dinas Kebudayaan, Badah Musyawarah Musea (Barahmus) DIY dan Museum Benteng Vredeburg.
"Tema utama dalam festival ini adalah untuk menyukseskan Gerakan Nasional Cinta Museum, dengan `tagline` khusus yaitu Museum di Hatiku`," paparnya.
Ia mengatakan, selain opera karnaval, pihaknya juga akan melakukan pameran bersama lebih dari 30 museum yang bertempat di Museum Benteng Vredeburg, sekaligus pemutaran perdana film tiga dimensi (3D) pidato proklamasi oleh Presiden Soekarno.
"Acara yang baru pertama kali digelar di festival museum tahun ini adalah `open house` Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta pada 27 September hingga 1 Oktober," tuturnya.
Pada saat penutupan, lanjut dia, akan digelar sepeda bersama dengan sahabat-sahabat museum pada 1 Oktober dengan mengunjungi museum-museum yang berada di Kota Yogyakarta.
"Sasaran utama dari kegiatan ini adalah agar masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya dapat lebih mencintai dan menghargai budaya bangsa melalui museum," ujarnya menegaskan.
Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Provinsi DIY Andung Prihadi yang membacakan sambutan dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, mengatakan, melalui program tahun kunjungan museum diharapkan terjadi peningkatan dari sisi kunjungan pengunjung ke museum.
"Melalui kegiatan gerakan kunjungan museum tersebut, diharapkan museum-museum di Indonesia akan lebih menarik, sehingga pengunjungnya pun akan meningkat," katanya.
Ia menuturkan, museum adalah wahana pembelajaran masyarakat dan media pelestarian warisan budaya, sehingga perlu dinamisasi lebih menarik bagi masyarakat. "Karena ada pepatah yang mengatakan bahwa bangsa yang baik adalah bangsa yang menghargai para pendahulunya, termasuk warisan budaya bangsa," tuturnya.
(E013/C004)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010