Pelatih Swiss Vladimir Petkovic harus berani mengubah pendekatannya yang disebut banyak kalangan tidak kreatif.
Jakarta (ANTARA) - Swiss dan Turki memanggul misi sama dari pertandingan terakhir mereka dalam Grup A Euro 2020, yakni harus menang, apa pun caranya, karena hanya dengan cara ini mereka memelihara asa ke fase knockout.
Swiss baru mengumpulkan satu poin dari seri melawan Wales dan kalah 0-3 dari Italia. Turki malah belum mendapatkan satu pun poin karena kalah pada dua pertandingan terdahulu.
Swiss masih berpeluang finis runner-up grup, seandainya Wales dikalahkan Italia. Dan kalau selisih golnya lebih baik dari Wales.
Itu kalau Italia dan Swiss bermain sengotot sebelumnya. Tapi kalau mereka merasa aman dengan menyimpan energi masing-masing demi 16 besar sehingga laga ketiga di antara mereka cukup mereka akhiri dengan hasil seri, maka kalau pun mengalahkan Turki, Swiss hanya bisa berharap menjadi salah satu dari empat peringkat terbaik.
Turki sendiri hanya punya pilihan menjadi salah satu dari empat peringkat ketiga terbaik jika mereka mengalahkan Swiss, apa pun hasil pertandingan Italia melawan Wales.
Ini ironis karena sebelum turnamen ini digelar, kapten Swiss Granit Xhaka yakin timnya melaju ke final bulan depan karena memiliki bekal bagus dari pengalaman dan waktu yang mereka habiskan bersama dalam turnamen-turnamen besar sebelum ini. Mereka tersingkir pada babak 16 besar dua Piala Dunia terakhir dan Euro 2016 di Prancis.
Namun, optimisme Xhaha meredup seketika oleh hasil dua pertandingan pertama Euro yang dijalaninya yang jauh dari harapan karena mereka tampil lesu dan tidak meyakinkan. Setelah dihabisi 0-3 oleh Italia, mereka dikecam oleh publiknya sendiri.
Untuk itu, agar optimisme Xhaka terpelihara, kendati nasib mereka nanti sangat ditentukan oleh level bermain Italia dan Wales dalam pertandingan lain, Swiss harus melupakan kekalahan pahit nan memalukan dari Italia itu.
Pelatih Swiss Vladimir Petkovic juga harus berani mengubah pendekatannya yang disebut banyak kalangan tidak kreatif. Dan Petkovic mungkin melakukannya.
Petkovic menangani Swiss sejak 2014 sehingga menjadi salah satu tiga pelatih paling lama menjabat dibantingkan pelatih-pelatih Euro 2020 lainnya.
Selama dilatih dia, Swiss tak pernah kalah dalam pertandingan fase grup turnamen besar, kecuali ditekuk Italia 0-3 dalam Euro 2020. Sayang, dalam tiga fase grup turnamen besar terakhir yang diikutnya Swiss tak kunjung berhasil melewatinya. Petkovic sudah pasti tak ingin Swiss terus-terusan terhenti sampai fase grup.
Turki juga dipaksa mengoreksi diri, apalagi setelah kekalahan dari Wales dan Italia itu. Turki, kata pelatih mereka Senol Gunes, terlalu banyak melakukan kesalahan dalam mengumpan. "Saya lihat ada beban besar di pundak tim,” kata Gunes seperti dikutip Reuters.
Tapi satu tempat 16 besar masih mungkin bagi Turki, sekalipun itu membutuhkan kemenangan sangat besar karena Turki harus berselisih minimal lima gol agar lolos ke fase knockout. Itu pun kalau potensi posisi ketiga Turki lebih baik dari tim-tim lain yang finis posisi ketiga nanti.
Baca juga: Swiss harus lupakan kekalahan dari Italia jika ingin maju
Baca juga: Turki berharap keajaiban hadapi Swiss di laga pamungkas
Selanjutnya: Prediksi susunan sebelas pemain pertama
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021