Cilacap (ANTARA News) - Kepolisian Resor (Polres) Cilacap, Jawa Tengah, menyelidiki kasus pesan singkat (Short Message Services/SMS) yang berisi pencemaran nama baik terhadap pejabat hubungan masyarakat (Humas) Pertamina Refinery Unit IV Cilacap oleh seseorang yang mengaku wartawan setempat.

"Kami saat ini masih memeriksa saksi-saksi dan selanjutnya dicek dulu melalui scientific investigations. Hal ini untuk mengetahui apakah yang bersangkutan benar menggunakan nomor telepon tersebut," kata Kepala Polres Cilacap, AKBP Edi Swasono di Cilacap, Minggu.

Selain itu, kata dia, penyelidikan ini juga untuk mengetahui apakah pengirim SMS tersebut benar seorang wartawan atau hanya mengaku-aku sebagai wartawan.

Menurut dia, saat ini penyidik kepolisian belum bisa menyimpulkan kasus tersebut karena nantinya dalam pemeriksaan akan melibatkan pihak operator seluler sebagai saksi ahli.

"Tapi, yang jelas, kami baru memeriksa pelapor dan saksi dalam kasus pencemaran nama baik ini," katanya.

Secara terpisah, Kepala Humas Pertamina RU IV Cilacap, Kurdi Susanto, mengatakan bahwa pihaknya sangat menyayangkan adanyakasus tersebut.

"Bahkan, SMS tersebut melecehkan Bu Era dengan kata-kata yang tidak sopan," katanya. Ibu Era yang dimaksud adalah Kepala Seksi Media Massa di Humas Pertamina RU IV Cilacap.

Ia mengatakan, SMS pencemaran nama baik tersebut bermula dari sebuah acara yang digelar oleh Pertamina RU IV Cilacap beberapa waktu lalu.

Dalam hal ini, kata dia, Pertamina tidak mengundang pelaku, yang mengaku wartawan tanpa kejelasan medianya, untuk datang ke acara tersebut.

"Kami tidak mengundangnya, tetapi mereka berjumlah lebih dari 15 orang itu tetap datang ke acara tersebut, dan ujung-ujungnya minta uang kepada Bu Era. Padahal, kami tidak menyiapkan dana apa-apa karena memang kami tidak mengundang," katanya.

Menurut dia, ada diantara mereka selanjutnya mengirimkan SMS yang isinya sangat merendahkan martabat dan mencemarkan nama baik salah seorang petugas Humas Pertamina.

Ia mengatakan, pihaknya pernah berusaha menghubungi nomor tersebut, tetapi tidak bisa dihubungi kembali.

"Oleh karena itu, saya bersama Bu Era melaporkan kasus tersebut kepada kepolisian untuk ditindaklanjuti," katanya.

Sementara itu, Era mengatakan, beberapa SMS itu sebenarnya telah diterimanya sebelum acara tersebut.

Menurut dia, oknum ini mempertanyakan mengapa mereka yang asli Cilacap tidak diundang dalam acara yang digelar Pertamina dan justru mengundang wartawan dari luar kota atau wartawan massa nasional yang memiliki wilayah tugas hingga Cilacap.

"Saat acara tersebut berlangsung, mereka tetap datang, dan kami sebagai tuan rumah tetap mempersilakan mereka untuk menikmati hidangan. Akan tetapi setelah acara selesai, mereka yang berjumlah 18 orang mendatangi saya dan menanyakan amplop," katanya.

Ia mengatakan, para pelaku selanjutnya mencecar berbagai perkataan yang tidak pantas karena merasa tidak disiapkan amplop berisi uang untuk mereka.

Bahkan, kata dia, sejumlah SMS juga diterima pasca-acara tersebut, antara lain berisikan "duit hasil korupsi aja tidak mau dibagi ke media, paling duit hasil korupsi bukan dari gaji, nanti saya laporkan ke KPK, Dirut Pertamina".

"Dana untuk acara tersebut memang bukan dari gaji, tapi sudah dianggarkan perusahaan," katanya.

Selain itu, kata dia, pesan singkat tersebut juga berisi kata-kata yang sangat menghina dirinya sebagai seorang wanita.

Menurut dia, sejumlah SMS pencemaran nama baik tersebut juga diterima oleh Kepala Humas Pertamina Cilacap, Kurdi Susanto.

Meskipun memegang daftar nama 18 orang yang mengaku-aku wartawan itu, dia mengatakan, tidak tahu pasti siapa sebenarnya yang mengirimkan SMS tersebut karena nomornya tidak dapat dihubungi kembali.

"Kami sangat menyayangkan pernyataan yang mereka keluarkan, benar-benar tidak menunjukkan sikap seorang wartawan. Oleh karena itu, kasus ini kami laporkan kepada polisi untuk ditindaklanjuti," katanya menambahkan.
(U.KR-SMT/M028/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010