Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak akan memilih jaksa agung dari partai politik, tapi mempertimbangkan nama-nama dari eksternal Kejaksaan Agung.
"Yang pasti, Presiden SBY tidak akan memilih jaksa agung dari partai politik," kata Staf Khusus Presiden, Heru Lelono, Jakarta, Minggu.
Dikatakannya, nama-nama calon dari eksternal Kejaksaan Agung akan menjadi pertimbangan bagi presiden.
"Pasti, Presiden Yudhoyono akan mempertimbangkan calon dari luar juga," ujar Heru.
Terkait dengan jabatan yang akan diemban oleh Hendarman Supandji, Heru menilai, ia akan lebih cocok ditempatkan dalam Komisi Kejaksaan.
"Saya menilai, Pak Hendarman sangat pantas untuk masuk dalam jajaran Komisi Kejaksaan," kata Heru.
Ia menjelaskan, saat dipanggil oleh Presiden Yudhoyono sebelum diberhentikan, Hendarman memaparkan secara jelas dan terang soal Komisi Kejaksaan yang menjadi program pemerintah untuk memperkuat institusi Kejaksaan Agung.
"Apa yang disampaikan Pak Hendarman malam itu sangat bagus, dan beliau layak menjadi bagian dari Komisi Kejaksaan," katanya.
Untuk calon Kapolri pengganti Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Heru menyebutkan, sampai saat ini hanya ada dua nama yang sudah diterima Presiden Yudhoyono, yakni Komjen Pol Nanan Sukarna dan KomjenPol Imam Sudjarwo.
"Saya kok tak pernah dengar nama lain ya, selain dua orang itu," kata Heru.
Heru mengemukakan, pastinya Presiden Yudhoyono akan memilih satu dari dua nama tersebut.
"Di mata saya, dua nama itu adalah calon kuat Kapolri. Tentu Presiden Yudhoyono akan memilih satu untuk diajukan ke DPR," kata Heru.
Sebelum memilih dan diajukan ke DPR, Presiden Yudhoyono akan memilih calon Kapolri untuk kepentingan bangsa dan negara.
"Presiden Yudhoyono akan mengkaji secara mendalam calon Kapolri, karena peranan Kapolri akan menentukan bangsa ini," demikian Heru.
(ANT/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010