Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani menilai masyarakat 5.0 harus menempatkan manusia sebagai subjek dan pusat dari kemajuan peradaban sehingga pembangunan manusia harus berlandaskan pada ide tentang Manusia Indonesia dan Kebudayaan.
"Manusia Indonesia adalah manusia yang berakar pada tanah airnya, bertumbuh dalam kebudayaan bangsanya, serta memiliki jiwa bangsanya, yaitu berjiwa Pancasila," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Hal itu dikatakannya terkait Forum Ekonomi dunia 2019 di Davos, Swiss, pada Januari 2019, muncul gagasan Society 5.0 atau Masyarakat 5.0.
Konsep tersebut menawarkan ide mengenai masyarakat yang berpusat pada manusia, untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi sekaligus mampu menyelesaikan masalah sosial.
Puan menjelaskan dengan berpegang teguh terhadap prinsip Manusia dan Kebudayaan Indonesia saat menjalankan kewajiban sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) dirinya mengambil beberapa kebijakan untuk memperkuat program-program aksi kebudayaan yang bisa menjadi dasar untuk menuju masyarakat 5.0.
Dia mengatakan, salah satu program strategis nasional ketika Kemenko PMK menjadi "leading" sektor adalah Revolusi Mental yang merupakan gerakan kebudayaan untuk mengubah dan membangun cara pikir, cara kerja, dan cara hidup, yang lebih baik dan berkemajuan dengan berlandaskan pada jiwa bangsa Indonesia.
Baca juga: DPR: Pandemi momentum bagi Indonesia bangkit jadi negara besar
“Sebagaimana pernah saya sampaikan pada berbagai kesempatan bahwa Revolusi Mental menjadi landasan penting dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan," ujarnya.
Menurut dia, pelaksanaan program tersebut bertujuan untuk menanamkan rasa cinta tanah air, rasa percaya diri, optimisme, serta daya kreatif dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan dalam membangun kualitas dan kemajuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Karena itu dia menilai, Revolusi Mental merupakan bagian dari proses pembentukan karakter bangsa dalam rangka mewujudkan cita cita kemerdekaan.
Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan kesuksesan Gerakan Nasional Revolusi Mental dapat disaksikan bersama saat penyelenggaraan Asian Games dan Asian Para Games di Jakarta dan Palembang tahun 2018.
"Hal tersebut menjadi bukti bahwa dengan kekuatan kepribadian kebudayaan kita sebagai bangsa yaitu gotong royong, maka kita dapat menggerakan energi terbaik bangsa untuk meraih kesuksesan," katanya.
Dia menjelaskan praktik-praktik Gerakan Nasional Revolusi Mental yang memperlihatkan kekuatan gotong royong untuk mencapai kemajuan dan kesuksesan.
Baca juga: Muhaimin dukung anak muda terus kembangkan ide kreatif
Menurut dia, penyelenggaraan perhelatan kompetisi olahraga internasional seperti Asian Games dan Asian Para Games di Jakarta dan Palembang tahun 2018 melibatkan semua kemampuan terbaik anak bangsa Indonesia.
“Mulai dari membangun infrastruktur GBK serta persiapan di Wisma Atlet, mengelola kenyaman para tamu dan atlet yang berjumlah lebih dari 25.000 orang dari 45 Negara, manajemen luar biasa dari 16.000 Relawan yang ramah juga menghidangkan konsumsi untuk seluruh tamu dan atlet. Itu butuh gotong royong yang solid," katanya.
Menurut dia, Gerakan Nasional Revolusi Mental telah mengambil bagian dalam proses pembentukan karakter manusia Indonesia juga membentuk kepribadian bangsa dalam kebudayaan.
Puan mengatakan konsep Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang dilakukan selama dirinya menjadi Menko PMK adalah upaya untuk membangun manusia dan kebudayaan yang berkarakter dan berjiwa Indonesia.
"Budaya untuk menjadi yang lebih baik, berprestasi, dan berkemajuan, inilah yang harus semakin diperluas dalam masyarakat kita," ujarnya.
Baca juga: Puan Maharani ingatkan pembelajaran tatap muka harus hati-hati
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021