Kami mengharapkan kajian-kajian yang berasal dari isu-isu strategis di wilayah Maluku, sehingga hasil kajian nanti dapat benar-benar diaplikasikan dan mendapatkan hasil yang maksimal
Jakarta (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) melakukan kunjungan ke Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, dalam rangka menjalin kerja sama penelitian, serta menggali potensi kolaborasi penelitian dan pengembangan sumber daya.
“Kami mengharapkan kajian-kajian yang berasal dari isu-isu strategis di wilayah Maluku, sehingga hasil kajian nanti dapat benar-benar diaplikasikan dan mendapatkan hasil yang maksimal,” kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Laut dan SDP Gunung Hutapea dalam siaran pers, Sabtu.
Gunung mengatakan, untuk menggali potensi-potensi kolaborasi, perlu adanya koordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi Maluku ataupun masukan dari Unpatti.
“Ini memang harus kolaborasi dengan beliau (Kadishub), karena apa yang yang dibicarakan disini nantinya akan di deliver di wilayah Maluku,” ujar Gunung.
Beberapa isu strategis yang berada di Maluku, salah satunya adalah pembangunan Ambon New Port. Pembangunan tahap pertama pelabuhan ini sebesar 400m x 90m dinilai perlu pengamatan lebih lanjut.
“Pembangunan tahap 1 ini memang perlu diuji dulu seberapa besar kapasitas eksistingnya, bila produksinya melebihi dari ekspektasi, pasti tahap kedua akan dibangun lagi,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, Mochammad Malawat mengatakan bahwa Pelabuhan Perikanan adalah yang pertama dibangun di Ambon New Port.
“Untuk Pelabuhan perikanan tersebut, sudah ada perjanjian antara Menteri Perhubungan dengan Menteri KKP, itu posisinya untuk Ambon New Port,” kata Malawat.
Selain isu strategis tentang Ambon New Port, isu strategis terkait aksesibilitas juga dikemukakan dalam pertemuan kali ini.
Malawat mengatakan bahwa pada tahun 2021 ini, Dishub Maluku mendapat tambahan 4 rute udara untuk penerbangan perintis. Selain itu, dengan adanya usulan Istana Mini di Banda Neira menjadi Istana Presiden, maka perlu ada upaya perpanjangan runway bandara di Banda Neira, yang semula 960 meter, menjadi 1400 meter.
“Hal ini membutuhkan kajian kolaborasi antara Balitbanghub, Unpati, dan Dinas Perhubungan Provinsi. Tentunya Seaplane juga menjadi perhatian kami selanjutnya,” ujar Malawat.
Malawat menegaskan, bahwa hasil studi terkait Seaplane dari Balitbanghub sangat diperlukan guna menentukan titik-titik floating jetty.
Sementara itu, Rektor Unpatti, Saptenno mendukung pengembangan penelitian dan kolaborasi riset transportasi yang dilakukan bersama Balitbanghub. Menurutnya kunjungan ini menjadi penting, karena dapat menjadi wadah untuk menggali potensi-potensi kolaborasi penelitian.
“Dengan kunjungan ini kami dapat menyampaikan informasi berbagai isu strategis seputar perhubungan di Maluku, ini penting karena kedepan ada proyek-proyek nasional yang akan datang di Maluku, misalnya Lumbung Ikan Nasional, Ambon New Port, serta Blok Masela, yang membutuhkan infrastruktur perhubungan yang baik, aman, dan melayani masyarakat,” ujar Saptenno.
Pertemuan iitu dihadiri pula oleh jajaran akademisi Unpatti, perwakilan BPTD Wilayah XXIII Maluku, serta perwakilan dari Distrik Navigasi Kelas I Ambon.
Baca juga: Buru dan Buru Selatan butuhkan penyelesaian jalan buka keterisolasian
Baca juga: Pengamat: Mahalnya transportasi udara dapat hambat pariwisata Maluku
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021