Kandahar, Afghanistan (ANTARA News/AFP) - Seorang wartawan televisi Afghanistan yang ditahan pada saat negara menyelenggarakan pemilu parlemen kedua, telah dibebaskan, kata pejabat Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Hojatullah Mujadadi, yang bekerja untuk Radio dan Televisi Afghanistan, milik negara, di provinsi Kapisa, "telah dibebaskan oleh pemerintah Afghanistan," kata Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) NATO dalam pernyataannya Jumat malam.
Dia diciduk pada 18 September oleh pasukan keamanan Afghanistan dengan alasan yang tidak jelas.
Dua wartawan Afghanistan lain - keduanya bekerja untuk televisi Al jazeera - juga dibebaskan Jumat, setelah ditahan secara terpisah oleh pemerintah koalisi, dengan tuduhan berkaitan dengan Taliban.
Kamerawan Mohammad Nader ditangkap di rumahnya di kota Kandahar pada Rabu, dan Rahmatullah Nekzad, juga kamerawan yang bekerja pada Al Jazeera dan kantor berita Amerika Serikat Associated Press, ditahan di provinsi Ghazni pada Senin.
Presiden Hamid Karzai Kamis memerintahkan menteri informasi dan kebudayaan untuk menyelidiki penahanan-penahanan itu dan menjamin pembebasan mereka.
Para pembela hak-hak media lokal mengecam penahanan-penahanan itu sebagai pelanggaran kebebasan berbicara di negara yang tercabik karena perang tersebut, tempat gerilyawan Islam berjuang untuk menggulingkan demokrasi yang didukung Barat sejak 2001.(*)
(Uu.H-AK/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010