Orang yang terlambat ketahuan maka risiko kematian sangat tinggi.
Jakarta (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo memaparkan langkah-langkah pengendalian COVID-19 di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, guna menyelamatkan warga dari risiko tingginya penularan yang terjadi saat ini.
Bersama dengan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kapolri meninjau langsung penanganan COVID-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura, Sabtu.
"Maka, yang bisa dilakukan langkah-langkah penyelamatan dari risiko, yaitu menjaga masyarakat jangan sampai tertular, mencegah laju penularan, kecepatan mengetahui kasus positif atau tidak, dan dilakukan vaksinasi," kata Kapolri dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Kapolri-Panglima dengarkan curhat warga Bangkalan terdampak COVID-19
Menurut Sigit, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kabupaten Bangkalan harus bergerak cepat memaksimalkan 3T (testing, tracing, dan treatment), serta mengoptimalkan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi).
Jenderal bintang empat itu menjelaskan bahwa makin cepat mengetahui masyarakat yang kontak erat maupun kasus aktif, makin meminimalisasi risiko warga tertular COVID-19.
Sigit pun mengingatkan pemerintah daerah untuk meningkatkan sinergitas untuk memudahkan penanganan COVID-19. Pasalnya, peningkatan klaster COVID-19 yang terjadi beberapa waktu lalu, pemerintah mengalami kesulitan.
"Orang yang terlambat ketahuan maka risiko kematian sangat tinggi," kata Sigit mengingatkan.
Oleh sebab itu, Sigit menekankan pentingnya sinergitas dengan seluruh pihak dalam penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro di wilayah tersebut.
Selain itu, upaya menyelamatkan warga dari virus SARS-CoV-2, yakni dengan mempercepat vaksinasi seperti yang digagas oleh pemerintah Indonesia.
"Ke depan ada vaksinasi massal dan bantu edukasi, sosialisasi kepada masyarakat agar mau divaksin," pinta Sigit.
Baca juga: Kapolri minta manajemen pengendalian COVID-19 di Madiun tercatat baik
Senada dengan Kapolri, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto juga meminta kepada seluruh pihak terkait untuk memperkuat pelacakan terhadap kontak erat maupun kasus aktif demi memutus mata rantai COVID-19.
"Tugas posko PPKM mikro di tingkat desa berbasis RT/RW, yakni pelacakan kontak erat, pengawasan ketat isolasi mandiri, menutup tempat umum, melarang kerumunan, membatasi keluar masuk RT/RW zona merah, dan pencatatan harian," kata Hadi.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat terus mendisiplikan diri menerapkan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi.
"Untuk mengurangi laju penularan, masyarakat harus tetap pakai masker, lalu 14 hari ke depan tinggal di rumah dan jangan takut dites swab dan jangan takut divaksin atau suntik," ujar Budi.
Sejak Jumat (18/6) Kapolri, Panglima, Kepala BNPB, dan Menteri Kesehatan mengunjungi wilayah episentrum peningkatan kasus COVID-19 di Jawa, mulai dari Bandung, Kudus, hingga Bangkalan, Madura.
Baca juga: Kapolri tinjau vaksinasi dan posko PPKM Mikro di Madiun dan Bangkalan
Setelah berdialog di Gedung Serbaguna Rato Ebuh, Kabupaten Bangkalan rombongan tersebut melakukan peninjauan langsung ke lapangan, melihat dapur umum, dan vaksinasi massal di Pelabuhan ASDP Bangkalan, yang menargetkan seribu orang. Setelah divaksin, warga diberi paket sembako.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021