Ketua Singa Mania Dedi Pranata, di Palembang, Sabtu, mengatakan keputusan itu diambil berdasarkan hasil rapat dengan seluruh pengurus koordinator wilayah, Kamis (23/4).
"Konsep dan visi peleburan tiga kelompok suporter belum jelas, hal ini yang membuat kami memutuskan tidak akan bersatu dengan dua kelompok suporter lainnya," kata dia.
Dia menuding, dua kelompok suporter lainnya bersedia bersatu supaya mendapatkan fasilitas dan bantuan dari berbagai pihak, termasuk dari Pemerintah Provinsi Sumsel.
"Suporter itu esensinya adalah rela berkorban, bukan mau jadi suporter karena ada bantuan yang didapat. Kami tidak mau jadi benalu tim, meskipun kami bukan kelompok suporter yang anti bantuan," ujar dia.
Menurut dia, penyatuan kelompok suporter ini tidak didukung oleh suatu perencanaan yang matang, sehingga akan menuai permasalahan di kemudian hari.
"Lebih baik kita sama-sama memperbaiki manajemen suporter masing-masing, saling beradu kreativitas di lapangan hijau, dan berjalan beriringan tanpa ada provokasi dan keributan. Tidak apa jalan sendiri-sendiri," ucap dia.
Sebagai dampak dari keengganan untuk bersatu itu, Singa Mania menyatakan siap tidak mendapatkan potongan harga tiket seperti yang dijanjikan manajemen SFC.
"Sudah seharusnya para suporter mendukung finansial tim dengan membeli tiket tanpa potongan, tidak seperti selama ini yang mendapat potongan 50 persen. Selama Sriwijaya FC berdiri maka Singa Mania akan tetap setia mendukung SFC," kata dia.
Berbeda dengan Dedi, Ketua Kelompok Suporter Simanis Qusoy mengatakan, penyatuan kelompok suporter adalah kebutuhan SFC saat ini.
"Kita harus berkaca kepada suporter-suporter klub-klub lain di Indonesia yang bisa menyingkirkan ego dengan bergabung bersama dalam satu tribun, satu yel-yel dan satu warna dalam kostum," ucap dia.
Menurut Qusoy dengan adanya kesamaan itu maka suporter SFC akan terlihat kuat sehingga diperhitungkan oleh tim lawan.
"Simanis dan Sriwijaya Mania Sumsel telah sepakat akan bersatu. Tinggal Singa Mania saja yang belum mau. Kami masih berharap ada solusinya, karena pada musim ini SFC banyak mengarungi kompetisi," ujar dia.
Sementara, Manajer Keuangan PT Sriwijaya Optimis Mandiri Augie Bunyamin menyayangkan keengganan Singa Mania untuk bersatu itu.
Apalagi, lanjut Augie, sebelumnya Singa Mania sudah menyatakan bersedia untuk satu nama, satu tribun dan satu nyanyian saat bertemu langsung dengan Gubernur Sumsel.
"Sebelumnya tiga kelompok suporter telah sepakat untuk bersatu dengan satu nama yakni Gangsters atau Gabungan Suporter Sriwijaya. Tapi, belakangan Singa Mania menolak, kami sangat menyayangkan hal itu," kata dia. (ANT-039/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010