Skenario pertandingan
Laga melawan Prancis mengekspos kelemahan-kelemahan Jerman, terutama tiadanya pencipta gol mumpuni. Serge Gnabry yang dipercaya memimpin barisan serang, tak bisa apa-apa saat melawan Prancis itu.
Kemitraannya dengan Thomas Muller dan Kai Havertz malah membuat Jerman kalah kelas dari tim serang Prancis yang efisien. Gnabry dan Havertz mungkin termasuk yang harus dirotasi Joachim Loew.
Jika ini yang terjadi, maka Leroy Sane bisa menjadi starter, bahkan lebih revolusioner lagi dipasangkan dengan Kevin Volland.
Yang juga titik lemah Jerman adalah bek kanannya. Joshua Kimmich sering bergerak ke tengah, dan itu tidak efektif. Sayang, cedera pada Lukas Klostermann membuat Kimmich tak ada lawan dalam posisi itu.
Baca juga: Loew berjanji Jerman main lebih menyerang lawan Portugal
Di lapangan tengah, Loew bisa mencoba Leon Goretzka tapi memainkan penuh dia berisiko mengingat masih dalam pemulihan dari cedera. Jadi, amanlah Ilkay Gundogan dan Toni Kroos sebagai starter.
Jika Kimmich masih tergoda beroperasi ke tengah. Loew terpaksa memasang Matthias Ginter dalam peran lebih melebar. Tak masalah karena bek ini terbiasa mengisi posisi ini bersama Borussia Moenchgladbach.
Tetapi itu membuat Robin Gosens menjadi lebih ke dalam seolah bek tengah ketiga melapis duo bek tengah Mats Hummels dan Antonio Rudiger yang memproteksi kiper Manuel Neuer.
Sementara itu, pelatih Portugal Fernando Santos sudah pasti mempelajari kekalahan Jerman dari Prancis.
Baca juga: Penguasaan bola bakal jadi senjata utama Portugal hadapi Jerman
Dia tahu bek-bek Jerman sulit mengimbangi kecepatan Kylian Mbappe. Santos punya pemain seperti Mbappe, dan Rafa Silva orangnya. Silva agak digeser ke kanan yang selama ini ditempati Bernardo Silva.
Dengan begitu, Silva dan Diogo Jota, menempati sayap serangan berbeda. Dua orang ini pelari ulung yang sulit dihentikan lawan. Skema ini juga membuat Bruno Fernandes melebar, sedangkan Cristiano Ronaldo tetap mata pedang serangan Portugal.
Jota dan Silva akan mendapatkan sokongan dari dua bek sayap Nelson Semedo dan Raphael Guerreiro yang berlari overlapping. Sedikit keistimewaan Guerreiro adalah kerap bergerak diagonal ke tengah seperti saat mencetak gol ke gawang Hungaria.
Di bagian tengah, Danilo Pereira dan William Carvalho tetap menjadi poros ganda. Jika Carvalho tak memungkinkan menjadi starter, maka Ruben Neves siap mendampingi Danilo.
Santos masih punya stok bomber seperti Renato Sanches, Joao Felix dan Pedro Goncalves yang bisa membuat perbedaan bagi timnya. Sedangkan untuk pertahanan, Ruben Dias dan Pepe tak tergantikan dalam melindungi kiper Rui Patricio.
Baca juga: Cristiano Ronaldo pimpin skuad penuh bintang Portugal untuk Euro 2020
Baca juga: Mancini sebut Prancis, Portugal, dan Belgia lebih favorit juara
Statistik kedua tim
Jerman kalah 0-1 dari Prancis pada pertandingan pertama putaran final Euro 2020, sebaliknya Portugal menang 3-0 melawan Hungaria.
Jerman sudah 18 kali bertemu Portugal di mana Die Mannschaft lebih sering menang ketimbang Selecao. Jerman menang 10 kali dan kalah tiga kali.
Portugal tak pernah mengalahkan Jerman dalam 21 tahun terakhir. Terakhir menang dalam fase grup Euro 2000 ketika hattrick Sergio Conceicao memenangkan Portugal 3-0.
Tapi Portugal hanya sekali kalah pada 16 pertandingan terakhirnya sejak Oktober 2019. Portugal juga tak terkalahkan pada 22 dari 23 pertandingan Euro terakhirnya.
Portugal mencetak paling sedikit 2 gol dalam 6 dari 7 pertandingan terakhirnya.
Baca juga: Data dan fakta timnas Portugal di Euro 2020
Baca juga: Data dan fakta timnas Jerman di Euro 2020
Baca juga: EURO 2020 di antara ambisi pembuktian dan bibit-bibit kejutan
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021