Secara menyeluruh, kekhawatiran aspek persaingan bakal turun drastis karena tidak ada pemain asing boleh dikatakan sama sekali tidak terbukti.
Kompetitif

Tentu saja, tonggak keberhasilan IBL 2021 bukan semata-mata terkait pandemi, tetapi juga daya tarik pertandingan yang disajikan di atas lapangan.

Selain perkara gelembung, pandemi juga memaksa IBL 2021 tak diwarnai aksi pemain-pemain impor seperti yang sudah tersaji dalam tiga musim sebelumnya.

Hal itu menimbulkan anggapan bahwa IBL 2021 tidak akan seru, tapi sebaliknya liga ini menjadi lebih kompetitif serta menghadirkan sosok-sosok baru yang selama ini luput dari sorotan lampu.

Ketika ada pemain asing, para pemain lokal terutama talenta muda lebih banyak jadi penonton di bangku cadangan.

Kevin Moses Poetiray dari Louvre Dewa United Surabaya yang didapuk penghargaan Pemain Paling Berkembang IBL 2021 hanyalah salah satu contoh dari bakat basket lokal yang menyedot sorot lampu.

Dari 98 gim yang dimainkan di fase reguler terdapat bermunculan sejumlah nama yang selama ini luput dari perhatian penggemar basket Indonesia, lantaran minimnya peluang bermain di tengah serbuan pemain asing.

Tentu saja kehadiran timnas elite muda yang kini mengisi roster Indonesia Patriots menjadi buah bibir tersendiri, mengorbitkan nama-nama seperti Yudha Saputera, Kelvin Sanjaya dan Ali Bagir Albahar.

Di Amartha Hangtuah muncul Fisyaiful Amir dan Sevly Rondonuwu. Dari KAI Bima Perkasa Jogja, Samuel Devin Susanto langsung menyabet gelar Debutan Terbaik IBL 2021.

Rekan Kevin di Louvre, Dio Tirta Saputra juga naik daun. Dari timur Indonesia muncul bakat menawan dalam diri Imanuel Omanawe yang berseragam NSH Mountain Gold Timika.

Yonatan dan Ananda Syahputra Caesar yang kini jadi tulang punggung baru Pacific Caesar Surabaya. Munculnya Pandu Wiguna di Prawira Bandung dan kini siapa yang tak kenal 'Lord' Bryan-nya Satya Wacana Saints Salatiga.

IBL 2021 juga diwarnai kehadiran dua tim debutan yakni Bali United Basketball serta West Bandits Solo. Bali United yang disokong Yerikho Tuasela dan pemain senior Ponsianus Nyoman 'Komink' Indrawan nyaris mencapai playoff.

Sedangkan West Bandits betul-betul dibawa ke babak playoff oleh kaptennya, Widyanta Putra Teja, yang punya reputasi apik pemilik medali juara IBL 2019 bersama Stapac Jakarta.

Secara menyeluruh, kekhawatiran aspek persaingan bakal turun drastis karena tidak ada pemain asing boleh dikatakan sama sekali tidak terbukti. Justru yang terjadi adalah panasnya persaingan di papan tengah, terutama perebutan tiket playoff mendampingi Pelita Jaya selaku jawara Divisi Merah dan Satria Muda sebagai pemimpin Divisi Putih.

Baca juga: Kena "foul out", Arki tak pernah ragukan rekan-rekannya di Satria Muda
Baca juga: Eksekusi jadi pembeda Pelita Jaya dengan Satria Muda


Selanjutnya: Serunya final ideal

Copyright © ANTARA 2021