New York (ANTARA) - Harga minyak rebound pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), membalikkan kerugian awal dan bersiap mencatat kenaikan minggu keempat setelah sumber OPEC mengatakan kelompok produsen itu memperkirakan pertumbuhan produksi minyak AS akan terbatas tahun ini meskipun ada kenaikan harga.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus naik 43 sen atau 0,6 persen, menjadi ditutup pada 73,51 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 60 sen atau 0,8 persen, menjadi menetap di 71,64 dolar AS per barel.
Pada Kamis (17/6/2021), harga minyak WTI dan Brent masing-masing kehilangan 1,5 persen dan 1,8 persen. Untuk minggu ini, WTI naik 1,0 persen dan Brent naik 1,1 persen, berdasarkan kontrak bulan depan.
Pejabat di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mendapat prospek produksi AS dari pakar industri, kata sumber OPEC. Ini akan memberi kelompok produsen lebih banyak kekuatan untuk mengelola pasar sebelum potensi lonjakan produksi minyak serpih pada 2022.
"Pasar minyak reli karena OPEC skeptis bahwa peningkatan produksi minyak AS akan cukup untuk mengubah rencana mereka untuk mendukung harga," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.
Pada Rabu (16/6/2021), Brent menetap pada harga tertinggi sejak April 2019 dan WTI ditutup pada level tertinggi sejak Oktober 2018. Keuntungan mereka dibatasi oleh kekhawatiran berkepanjangan tentang pandemi dan dolar AS yang lebih kuat, yang membuat minyak lebih mahal dalam mata uang lainnya.
Sumber mengatakan kepada Reuters bahwa pada Selasa (15/6/2021), pejabat dari Dewan Komisi Ekonomi OPEC (ECB) dan presenter eksternal menghadiri pertemuan yang berfokus pada produksi AS. OPEC mendengar dari lebih banyak peramal tentang prospek 2021 dan 2022 pada pertemuan terpisah pada Kamis (17/6/2021).
Sementara ada kesepakatan umum tentang pertumbuhan pasokan AS yang terbatas tahun ini, sumber industri mengatakan untuk perkiraan 2022 pertumbuhannya berkisar antara 500.000 barel hingga 1,3 juta barel per hari.
"Sentimen umum mengenai (minyak) serpih adalah akan kembali karena harga naik tetapi tidak terlalu cepat," kata sumber di salah satu perusahaan yang memberikan perkiraan kepada OPEC.
Harga minyak yang lebih tinggi telah mendorong beberapa perusahaan energi AS kembali ke sumur mereka. Jumlah rig minyak, indikator awal produksi masa depan, naik delapan rig minggu ini menjadi 373 rig, tertinggi sejak April 2020, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes Co.
Pada Kamis (17/6/2021), negosiator utama Iran mengindikasikan kesepakatan sudah dekat dalam pembicaraan antara Teheran dan Washington tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015. Hal ini menambah tekanan pada harga.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021