Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka kembali tergelincir pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB)), membukukan kerugian untuk hari kedua berturut-turut dan mencatat minggu terburuk dalam lebih dari setahun, terpukul oleh dolar yang memperpanjang relinya didukung pandangan hawkish Federal Reserve AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, jatuh 5,8 dolar AS atau 0,33 persen, menjadi ditutup pada 1.769 dolar AS per ounce. Emas telah kehilangan 5,9 persen untuk minggu ini, penurunan terbesar sejak pekan yang berakhir 13 Maret 2020.
Sehari sebelumnya, Kamis (17/6/2021), emas berjangka terjun 86,6 dolar AS atau 4,65 persen menjadi 1.774,80 dolar AS, setelah naik 5 dolar AS atau 0,27 persen menjadi 1.861,40 dolar AS pada Rabu (16/6/2021), dan tergelincir 9,5 dolar AS atau 0,51 persen menjadi 1.856,40 dolar AS pada Selasa (15/6/2021).
The Fed pada akhir pertemuan kebijakan moneternya Rabu (16/6/2021) mengatakan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan apakah akan mengurangi pembelian asetnya di setiap pertemuan berikutnya dan memajukan proyeksi kenaikan suku bunga pada 2023.
Emas semakin terpukul oleh pernyataan Presiden Fed St. Louis, James Bullard bahwa inflasi yang lebih kuat dari yang diantisipasi dan pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat adalah respons "alami" terhadapnya. Ia mengatakan pada Jumat (18/6/2021) mengharapkan bank sentral menaikkan suku bunga acuan pada 2022.
"Pasar takut akan upaya-upaya Fed lebih lanjut," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Masih harus dilihat "seberapa banyak pembicaraan Fed yang akan kita dapatkan tentang potensi mengurangi pembelian aset dan menaikkan suku bunga di beberapa titik di masa depan, jika perkiraan ini benar," tambah Meger.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, menuju minggu terbaiknya dalam hampir sembilan bulan, mengurangi daya pikat emas untuk pemegang mata uang lainnya.
Tetapi beberapa analis, termasuk dari Goldman Sachs dan Commerzbank, mengatakan emas dapat bersiap untuk pemulihan.
Mungkin ada lebih banyak tekanan jual jangka pendek dalam emas tetapi di beberapa titik pemburu barang murah bisa turun tangan, merasakan peluang beli mengingat bahwa kenaikan inflasi secara historis "bullish" untuk logam mulia, kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Commerzbank juga mempertahankan perkiraannya untuk harga emas akhir tahun 2.000 dolar AS per ounce tidak berubah.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 11,3 sen atau 0,44 persen, menjadi ditutup pada 25,699 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot 14,2 dolar AS atau 1,35 persen, menjadi ditutup pada 1.041 dolar per ounce
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021