Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Miranda S Goeltom mengatakan, inflasi 2009 kemungkinan dapat turun signifikan menjadi 5-6 persen dibandingkan 2008 yang mencapai 11,06 persen.
"Kalau stimulus yang direncanakan jalan, kita masih memakai angka tersebut 4,5 - 5,5 persen, inflasi akan lebih rendah, diperkirakan akan turun lebih cepat menuju 5 - 6 persen pada akhir tahun," katanya di Jakarta, Kamis.
Inflasi 5-6 persen tersebut lebih rendah dari target yang ditetapkan yaitu 6,5 - 7,5 persen. BI sendiri melihat inflasi pada 2009 akan lebih rendah dibandingkan 2009.
Inflasi 2009 rendah terutama didukung oleh harga minyak yang turun drastis dan diperkirakan tetap stabil di level yang rendah 40 - 70 dolar AS per barel.
Penurunan harga minyak tersebut telah direspon oleh Pemerintah dengan menurunkan harga premium dari Rp6.000 menjadi Rp4.500 dan solar dari Rp5.500 menjadiRp4.500.
Penurunan harga minyak pada Desember 2008 tersebut, membuat deflasi sebesar 0,04 persen, dan deflasi diperkirakan berlanjut pada Januari 2009.
BPS sebelumnya memperkirakan pada Januari 2009 dampak efek samping penurunan harga BBM bersubsidi akan terasa pada penurunan harga barang dan jasa lainnya. Sementara itu, Pemerintah sendiri telah meminta penurunan tarif angkutan sebesar 10 persen.
Pengamat Ekonomi Tony A Prasetyantono juga mengatakan bahwa inflasi pada 2009 akan lebih terkendali dan berada pada satu digit. "Sekitar tujuh persen saya kira masih ok," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009