Waktu ideal untuk pemupukan adalah sore

Jakarta (ANTARA) - Alumnus program studi Teknologi Industri Benih IPB University Fatoni Saputra yang merupakan pendiri PT Madani Agri Lestari dan PT Vila Tani Indonesia membagikan ilmu mengenai pupuk organik.

“Pemupukan bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah, meningkatkan kesuburan tanah, memberikan nutrisi untuk tanaman, serta mengurangi persaingan unsur hara. Pemupukan yang lengkap dan berimbang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman karena dapat mengembalikan unsur hara yang telah hilang,” ujar Fatoni dalam webinar penyuluhan pertanian dengan tema “Pupuk yang Optimum Untuk Komoditas Pertanian”.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, dijelaskan tanaman tidak bisa tumbuh secara normal tanpa adanya pupuk. Kebutuhan tanaman berbeda pada fase vegetatif. Disamping itu, petani harus memahami varietas tanaman yang ditanam dan kebutuhan tanaman.

“Pemupukan sebaiknya dilakukan saat teduh. Waktu ideal untuk pemupukan adalah sore menjelang maghrib,’ tambah dia.

Baca juga: Rektor IPB siapkan Tani Center sebagai gerbang teknologi pertanian

Baca juga: IPB University kembangkan model kolaborasi pemberdayaan UKM pertanian

Ia menyampaikan pengalamannya ketika belum berhasil menanam tanaman dalam percobaan pertama. Berbekal dari pengalamannya tersebut, dirinya menambahkan kapur serta pupuk pada percobaan kedua dan berhasil.

Pada kesempatan itu, alumnus IPB University itu juga menjelaskan mengenai pemupukan organik. Dirinya menyarankan supaya pemupukan organik dilakukan secara bertahap. Pupuk organik sebaiknya diberikan dalam jumlah banyak untuk keberlangsungan tumbuh tanaman.

“Pupuk organik tidak bisa diberikan setiap hari, sebaiknya dua kali seminggu. Sebelum menanam, keasaman tanah dan unsur hara perlu diperiksa dan perlu dilakukan sampling,” kata dia.

Fatoni berharap webinar itu bisa membantu petani dan mengubah pola pikir petani Indonesia.


“Harapannya petani bisa komitmen dan konsisten dalam menggunakan pupuk organik. Jangan berhenti melakukan sesuatu yang berbeda, karena petani diharapkan inovatif karena teknologi akan selalu berkembang. Bertani secara berkelompok akan memudahkan penggerak-penggerak petani agar saling berbagi ilmu,” jelas dia.

Baca juga: Kagum teknologi pertanian IPB, Gus Jazil ajak milenial turun bertani

Baca juga: IPB bantu teknologi pertanian untuk masyarakat desa di Garut

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021