Paju, Korea Selatan (ANTARA News) - Para pejabat Korea Utara dan Korea Selatan Jumat bertemu untuk mengupayakan lagi reuni keluarga-keluarga yang terpisah akibat Perang Korea 1950-53, di tengah tanda-tanda kedua negara rukun kembali setelah berbulan-bulan mengalami ketegangan.
Hubungan antara kedua Korea telah memburuk sejak Presiden konservatif Lee Myung-Bak mengambil alih kekuasaan pada 2008, dan menghentikan bantuan kepada tetangganya yang miskin itu serta meminta agar mengakhiri ambisi nuklirnya.
Ketegangan memuncak pada tahun ini setelah Korea Selatan, dengan dukungan Amerika Serikat, menuduh Korea Utara mentorpedo salah satu kapal angkatan lautnya, yang menewaskan 46 pelaut.
Pyongyang membantah tuduhan itu dan mengancam akan melakukan balasan dengan kekuatan jika Seoul mengenakan sanksi terhadapnya.
Namun Korea Utara kemudian membuat langkah-langkah damai dalam beberapa pekan terakhir ini, bertemu dalam dialog dengan Korea Selatan mengenai bantuan banjir dan reuni keluarga.
Pyongyang juga mengindikasikan pihaknya bersedia untuk memulai kembali perundingan perlucutan senjata dengan kekuatan-kekuatan regional, yang bertujuan menghentikan proyek-proyek persenjataan nuklirnya untuk dibalas dengan bantuan ekonomi.
Seoul pada pekan lalu mengumumkan, pihaknya akan mengirim paket bantuan pertama kepada tetangganya itu dalam dua tahun terakhir, setelah banjir menewaskan puluhan orang, merusak ribuan rumah dan merusak lahan-lahan pertanian.
Tetapi rencana Seoul untuk memulai pelatihan militer bersama dengan Amerika Serikat pada akhir bulan ini, di dekat perbatasan laut yang disengketakan dengan Korea di lepas pantai barat semenanjung, akan memprovokasi kemarahan Pyongyang.
Latihan-latihan, yang difokuskan pada pencegahan serangan kapal selam Korea Utara dan bisa berpotensi menimbulkan kemarahan Beijing itu, akan dilakukan pada 27 September sampai 1 Oktober, menurut komando pasukan gabungan sekutu Jumat.
Pertemuan Jumat di kota Kaesong tak jauh dari utara perbatasan yang dijaga ketat, terjadi sebelum suatu pertemuan yang jarang Partai Buruh Korea Utara yang berkuasa pekan depan.
Pertemuan penting itu diperkirakan akan memilih pemimpin-pemimpin baru dan kemungkinan memuluskan jalan bagi seorang pewaris negara dinastik itu.
(H-AK/B/A023)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010