New York (ANTARA News) - Amerika Serikat Kamis mengatakan pihaknya sedang mengajukan gagasan kepada para perunding Palestina dan Israel di New York, dalam memecahkan kebuntuhan berkaitan dengan permukiman Yahudi yang dibangun di tanah Arab yang diduduki.
Kalangan Palestina telah memperingatkan bahwa mereka akan meninggalkan perundingan-perundingan perdamaian baru yang diprakarsai AS itu, yang diluncurkan pada awal bulan ini, jika Israel menolak memperpanjang moratorium mengenai permukiman Yahudi di Tepi Barat yang akan berakhir September, sebagaimana dikutip dari AFP.
"Anda telah menyatakan sikap kedua pihak yang tidak ada kesamaan, dan kami sedang menawarkan gagasan kami mengenai bagaimana kita melihat gerakan kedua pihak, yang bisa membuat kami bisa melanjutkan bergerak selanjutnya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Philip Crowley.
"Namun saya tidak akan menggolongkan hal itu sebagai usulan penghubung," katanya kepada para wartawan, mengenai perundingan Israel-Palestina di sela-sela sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York.
Kuartet Timur Tengah, Selasa, mendesak pemerintah Israel agar melanjutkan pembekuan pembangunan permukiman di wilayah Palestina.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon memimpin pertemuan Kuartet, yang terdiri atas PBB, Uni Eropa, Rusia dan Amerika Serikat, di sisi pertemuan tingkat tinggi PBB mengenai sasaran anti-kemiskinan di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat.
Di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan itu, Kuartet Internasional menyatakan bahwa moratorium permukiman Israel yang patut dipuji dan dibentuk November lalu telah memiliki dampak positif dan mendesak agar kegiatan tersebut dilanjutkan.
"Kuartet mengingatkan semua tindakan sepihak oleh pihak manapun termasuk kegiatan permukiman tak dapat mendahului penilaian terhadap hasil perundingan dan takkan diakui oleh masyarakat internasional," demikian antara lain isi pernyataan itu.
Pertemuan PBB tersebut dilakukan setelah Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Pemerintah Otonomi Palestina Mahmoud Abbas bertemu di Washington, awal September, dalam babak pertama pertemuan langsung.
Pertemuan telah membeku dua tahun lalu, setelah Israel melancarkan serangan militer ke Jalur Gaza guna membalas serangan roket gerilyawan Palestina ke bagian selatan Israel.
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010