Keuntungan tinggal di Rusun ini adalah mahasiswa tidak perlu kos di luar kampus dan biaya sewanya terjangkau
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan pembangunan rusun bagi mahasiswa di berbagai daerah merupakan upaya untuk membantu meningkatkan keunggulan sumber daya manusia (SDM) nasional.
Dirjen Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid dalam rilis di Jakarta, Jumat mengatakan, pemerintah sangat memperhatikan sektor pendidikan khususnya sarana dan prasarana pendukungnya, salah satunya dengan membangun hunian vertikal bagi para mahasiswa yang merupakan generasi muda masa depan bangsa.
Dengan fasilitas tempat tinggal yang nyaman, lanjutnya, para mahasiswa bisa lebih fokus belajar dan menjaga kesehatannya apalagi pada masa pandemi.
"Keuntungan tinggal di Rusun ini adalah mahasiswa tidak perlu kos di luar kampus dan biaya sewanya terjangkau. Fasilitas di dalamnya juga sangat lengkap sehingga lebih fokus belajar. Bagi mahasiswa baru Rusun ini juga menjadi tempat untuk beradaptasi dengan lingkungan setelah lulus bangku SMA," ujarnya.
Khalawi juga telah meresmikan Rusun untuk Mahasiswa Institut Teknologi Padang (ITP) pada 17 Juni 2021. Rusun itu memiliki satu menara yang terdiri atas tiga lantai dan 43 unit hunian yang telah dilengkapi perabotan seperti tempat tidur, lemari pakaian dan meja kursi belajar.
"Mahasiswa ITP tinggal masuk saja ke Rusun yang telah dibangun Kementerian PUPR," ujar Khalawi.
Sebagai informasi, Rusun mahasiswa ITP dibangun oleh Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Sumatera Barat Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Sumatera III. Lokasi pembangunannya berada di Jalan DPR Air Pacah By Pass Kota Padang dengan biaya pembangunan fisik beserta meubeulair total senilai Rp15,98 miliar.
Sebelumnya, Anggota Komisi V DPR RI Sri Rahayu mendorong upaya memperbanyak pembangunan rumah susun (rusun) berbasis Transit Oriented Development (TOD) karena memiliki banyak keuntungan yaitu hunian yang dekat dengan moda transportasi.
"Kami sangat mengapresiasi pembangunan TOD ini karena memang masyarakat sangat membutuhkan hunian yang dekat dengan sarana transportasi," kata Sri Rahayu.
Menurut Sri, TOD merupakan hunian alternatif selain rumah tapak yang dapat menjadi pilihan tempat tinggal masyarakat sehingga perlu lebih banyak sinergi untuk mewujudkannya.
Sementara itu, Direktur Rumah Umum dan Komersial Direktorat Jenderal Perumahan, Kementerian PUPR, Fitrah Nur mengungkapkan, konsep hunian berbasis TOD merupakan upaya pengembangan perkotaan yang menuntut keterpaduan antar pola dan struktur ruang wilayah mulai dari perumahan, komersial, dan ruang rekreasi dengan saran transportasi umum yang dapat dijangkau masyarakat dengan berjalan kaki.
Fitrah Nur juga mengatakan selain Rusun Samesta Mahata Serpong, saat ini juga ada beberapa Rusun berkonsep TOD yang sedang dalam proses pembangunan di Jakarta yaitu Rusun TOD di Stasiun Tanjung Barat, Stasiun Pondok Cina, dan Stasiun MRT Lebak Bulus.
Baca juga: Kementerian PUPR bangun rusun mahasiswa Uniki di Aceh
Baca juga: Kementerian PUPR bangun rusun mahasiswa Stisipol Kepri Rp17,6 miliar
Baca juga: PUPR: Rusun Universitas Muhammadiyah Jambi untuk asrama mahasiswa
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021