masih trauma dengan gempa
Ambon (ANTARA) - Sebanyak 7.227 warga di kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah masih bertahan di dataran tinggi untuk mengungsikan diri karena trauma usai diguncang gempa dengan magnitudo 6.1 pada Rabu (16/6).
"Ribuan warga mengungsikan diri di dataran lebih tinggi karena masih trauma dengan gempa," kata Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tengah Abdul Latif Key yang dikonfirmasi dari Ambon, Jumat.
Menurut dia, sebagian dari warga yang mengungsi dikarenakan rumahnya rusak akibat gempa tersebut. Para pengungsi tersebut berasal dari empat negeri yakni Yaputi, Tehoru, Saunulu dan Negeri Haya.
Dia merinci data sementara yang diterima dari lapangan yakni sebanyak 432 Kepala Keluarga (2.018 jiwa) warga Negeri Yaputi masih mengungsi, Negeri Tehoru 129 KK (758 jiwa) dan Saunulu 310 KK (1.336 jiwa).
Baca juga: Gempa Pulau Seram sebabkan tanah amblas di Kecamatan Tehoru
Baca juga: BMKG : Waspadai potensi tsunami dampak gempa magnitudo 6,1
"Data ini masih bersifat sementara karena tim BPBD masih terus menginventarisasi di lapangan, baik jumlah pengungsi maupun rumah dan fasilitas umum yang rusak akibat gempa," katanya.
Pihaknya dibantu TNI dan Polri juga terus mengimbau warga yang rumahnya berada di lokasi aman dan tidak rusak, untuk bisa segera kembali ke rumah masing-masing.
BPBD juga telah menyalurkan bantuan tanggap darurat berupa terpal selimut serta makanan siap saji kepada para pengungsi, tetapi jumlahnya masih sangat terbatas, sehingga telah dikoordinasikan dengan BPBD Maluku maupun BNPB untuk mendapatkan penambahan.
Sedangkan menyangkut kerusakan bangunan rumah, menurut Abdul Latif, data sementara sebanyak 225 rumah warga dari empat negeri rusak berat, sedang maupun ringan.
"Kami hanya mendata jumlah rumah dan fasilitas umum yang rusak, sedangkan menyangkut tingkat kerusakannya akan dianalisa dan diputuskan oleh Dinas Pekerjaan Umum," katanya.
Baca juga: Gubernur imbau warga di selatan Pulau Seram tetap waspadai gempa
Baca juga: Gempa magnitudo 6,1, warga Tehoru-Malteng mengungsi ke perbukitan
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021