Gubernur Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Kamis, mengatakan, dengan gernas pro kakao, Sulbar berharap mampu menghasilkan kakao 500.000 ton pertahun dalam beberapa tahun ke depan.
Kalau ini tercapai, maka Indonesia akan mencapai produksi satu juta ton pertahun.
Menurut dia, ketika benar-benar mampu mencapai target produksi kakao satu juta ton pertahun, maka Indonesia akan menggeser posisi negara Pantai Gading sebagai penghasil kakao terbesar dunia.
Ia mengatakan, saat ini pemerintah di Sulbar sedang gencar menjalankan peningkatan produksi dan mutu kakao dengan menggiatkan program gernas kakao yang akan menghabiskan anggaran hingga Rp1,5 triliun pada tahun 2011 di sejumlah wilayah Sulawesi di antaranya Provinsi Sulbar.
"Program gernas kakao digalakkan pemerintah di Sulbar dengan melakukan penanam bibit kakao somatic embriogenesis (SE) yang jumlahnya telah mencapai sekitar 7,1 juta pohon di areal sekitar 332.902 hektare," katanya.
Menurut dia, pemerintah menanam bibit kakao SE untuk petani karena produktivitasnya tinggi hingga mencapai dua ton perhektare, sehingga apabila produktivitas bibit SE tersebut tercapai diatas areal kakao petani sekitar 332 hektare di Sulbar itu maka target produksi kakao Sulbar 500.000 ton pertahun akan tercapai," katanya.
Oleh karena itu ia meminta kepada pemerintah dan petani yang menjalankan program gernas pro kakao serius menjalankan program tersebut agar negara ini dapat menjadi negara penghasil kakao terbesar dunia.
Menurut dia, pemerintah di tingkat kabupaten juga telah melakukan program peremajaan berupa intensifikasi dan ektensifikasi untuk tetap menjaga produksi kakao di Sulbar tidak menurun.
Ia mengatakan, dengan peningkatan produksi kakao dari sekitar 180.000 ton pertahun menjadi sekitar 500.000 ton pertahun masyarakat petani daerah ini akan semakin sejahtera.(*)
(T.KR-MFH/R007/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
terbesar di dunia, tapi bangun juga Industri hilir-nya! sayang jika tidak tergarap maksimal