Pertumbuhan investasi tahun 2021 harus dipastikan positif agar bisa mengakselerasi pemulihan ekonomi dan mengungkit pertumbuhan ekonomi tahun depan
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu menyatakan reformasi menghilangkan hambatan investasi dan perdagangan merupakan langkah untuk mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19.
“Pertumbuhan investasi tahun 2021 harus dipastikan positif agar bisa mengakselerasi pemulihan ekonomi dan mengungkit pertumbuhan ekonomi tahun depan,” katanya di Jakarta, Jumat.
Pertumbuhan investasi kuartal I-2021 tercatat sebesar Rp219,7 triliun atau tumbuh 2,3 persen secara kuartalan (qtq) dan 4,3 persen secara tahunan (yoy).
Reformasi dilakukan untuk mendorong investasi langsung yang berorientasi ekspor dan meningkatkan integrasi perekonomian Indonesia ke dalam ekonomi global. Kemudian juga mendorong pertumbuhan sektor manufaktur dan non-komoditas sekaligus meningkatkan daya saing.
Baca juga: Sri Mulyani: Kami mengubah sisi rezim fiskal untuk dorong investasi
Febrio menyatakan reformasi ini akan mendukung transformasi ekonomi dari berbasis komoditas menuju yang berbasis pada nilai tambah yang lebih tinggi.
Menurutnya, komitmen pemerintah untuk mengakselerasi reformasi struktural ini disambut secara positif oleh lembaga pemeringkat, mitra pembangunan, dan berbagai lembaga keuangan internasional.
Berdasarkan penilaian atas ketahanan ekonomi Indonesia dan proses pemulihan yang berkelanjutan, Bank Dunia mendukung pendanaan sebesar 800 juta dolar AS.
Pendanaan tersebut digunakan untuk reformasi kebijakan investasi dan perdagangan Indonesia serta membantu mempercepat pemulihan dan transformasi ekonomi.
Pendanaan ini akan dioperasikan melalui dua pilar yang bertujuan mempercepat investasi dengan membuka lebih banyak sektor untuk investasi swasta khususnya investasi langsung dan mendorong investasi swasta dalam energi terbarukan.
Baca juga: Menkeu: Reformasi struktural hasilkan pertumbuhan ekonomi berkualitas
Selanjutnya, mendukung reformasi kebijakan perdagangan untuk meningkatkan daya saing dan pemulihan ekonomi.
“Tujuannya adalah untuk meningkatkan akses dan keterjangkauan komoditas pangan pokok dan bahan baku serta untuk memfasilitasi akses ke input manufaktur,” ujarnya.
Program ini juga merupakan salah satu perwujudan dari Kemitraan Indonesia dan Bank Dunia sebagaimana tertuang di dalam Kerangka Kerja Kemitraan Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia Tahun 2021-2025.
Kerangka kerja kemitraan ini mengidentifikasi penguatan daya saing dan ketahanan ekonomi sebagai jalur utama untuk menghilangkan kemiskinan dan meningkatkan kemakmuran.
Baca juga: Bank Dunia setujui reformasi investasi RI senilai 800 juta dolar AS
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021