"Isu terorisme tidak mengganggu hubungan Amerika Serikat dengan Indonesia. Setiap negara mempunyai masalah, begitu juga dengan Amerika dan Indonesia," katanya setelah mengunjungi Pondok Pesantren Pabelan di Magelang, Jateng, Kamis.
Ia mengatakan Indonesia sebagai negara berkembang sedang menghadapi isu terorisme, tetapi Amerika Serikat tetap akan menjalin kerja sama dalam hal-hal yang fundamental, antara lain bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, dan peningkatan kemakmuran.
Sebelumnya, saat melakukan pertemuan dengan pengurus dan santri Ponpes Pabelan, Marciel mengatakan komunitas Muslim di AS merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan AS.
Ia mengakui sebagian warga AS belum paham tentang Islam dan mereka takut. Kaum Muslim di AS belum banyak memberikan penjelasan kepada orang-orang AS seperti apa Islam sebenarnya.
"Namun, dalam 10 tahun terakhir, warga AS mulai mengerti bahwa Islam itu agama yang baik dan harus dihormati seperti agama lain," katanya.
Ia mengatakan AS adalah negara yang beragam, masyarakatnya dari berbagai latar belakang, berlainan budaya dan asal usulnya.
Menurut dia, orang Muslim di AS bukan komunitas terpisah, tetapi terintegrasi. "Kami tidak ada masalah, meskipun belum sempurna kami akan memperbaiki, Muslim juga saudara kami," katanya.
Sebelum bertugas di Indonesia, dia tinggal di Negara Bagian Virginia dan anak-anaknya mempunyai teman yang beragama Islam dari Iran dan Indonesia.
"Mereka main bersama-sama dan tidak ada masalah. Mereka sering datang ke rumah kami dan sebaliknya kami juga datang ke rumah mereka," katanya.
Ia mengatakan di AS juga ada pendidikan seperti di pesantren yang dikelola masyarakat atau lembaga gereja, tetapi pada hakekatnya sama untuk belajar, baik matematika, ilmu pengetahuan umum, maupun sosial.
"Pelajaran agama tidak diberikan di sekolah umum atau negeri di AS, tetapi di sekolah swasta diberikan," katanya.(*)
(U.H018/E011/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010