Singaraja (ANTARA News) - Pengusaha kerajinan tangan berbahan baku alumunium di Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali, kewalahan memenuhi pesanan dari pasar mancanegara yang melimpah.
I Gede Mali (40), salah seorang perajin sekaligus pengusaha kerajinan tangan aluminium di desa itu, Kamis mengatakan, masih kurangnya tenaga profesional untuk menggarap permintaan dari mancanegara menjadi penyebab utama pihaknya tidak dapat memenuhi target dari semua pesanan.
Barang-barang hasil kerajinan buatannya, katanya, dikhususkan bagi konsumsi pasar mancanegara dengan negara tujuan ekspor Afrika, Belanda, Amerika Serikat, Prancis, Spanyol dan lainnya.
Tak kurang 54 jenis barang mampu dibuat sesuai pesanan maupun kreasi sendiri, dengan omset antara Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per hari tergantung dari produktivitas para pekerjanya.
"Order dari mancanegara terus berdatangan. Setiap bulan sedikitnya ada dua sampai tiga pemesan baru yang berminat membeli produk kerajinan kami," kata Mali.
Terkait kurangnya tenaga profesional di desa tersebut, dia menyatakan sudah berusaha menyiasati dengan mendidik tenaga-tenaga baru. Beberapa tenaga baru yang dididiknya malah sudah dimandirikan dan dia merekrut lagi tenaga baru.
Hingga saat ini, Mali mengaku memiliki sekitar 35 pekerja, baik yang mandiri maupun yang bekerja harian padanya. "Saya menjadi orang pertama di sini yang mampu menembus pasar internasional sejak tahun 2005," ucapnya.
Dahulu, katanya, Desa Menyali memang sudah menjadi sentra pembuatan bokor (tempat sesajen) dari alumunium. Namun pemasarannya hanya mencakup lokal Bali saja.
Saat ini, sedikitnya 60 orang yang memiliki tidak kurang 200 anggota keluarga bekerja sebagai perajin bokor di desa yang berpenduduk sekitar 4.300 jiwa itu.
Karena banyaknya warga masyarakat Desa Menyali termasuk keluarga Mali sendiri yang menggantungkan hidup hanya dari kerajinan bokor, taraf hidup mereka belum mampu menunjukkan peningkatan.
Mali pun mempunyai ide untuk membuat kerajinan selain bokor yang bisa dijual kepada wisatawan asing.
Ide Mali itu kemudian mendapat sambutan yang luar biasa dari pasar mancanegara melalui wisatawan-wisatawan asing yang datang ke rumahnya. Tidak ada kiat khusus bagi Mali untuk memasarkan barangnya. "Semuanya hanya dari mulut ke mulut saja," katanya.
Mali sangat yakin, apabila usaha kerajinan tersebut mendapat pembinaan secara profesional dari pihak-pihak terkait, maka Desa Menyali akan bisa menjadi kampung wisata kerajinan aluminium.
(ANT200/M026)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010