Ketika memberikan sambutan dalam pembukaan "Indonesia Business-BUMN Expo and Conference (IBBEX) 2010" di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis, Presiden Yudhoyono menyebutkan, "penyakit" pertama adalah kebiasaan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk merambah semua sektor usaha.
Presiden menyebut hal itu sebagai kebiasaan buruk karena tidak semua bidang usaha sesuai dengan kegiatan utama BUMN tersebut.
"Dalam sisi agama hal ini bisa disebut serakah," kata Presiden menegaskan.
Menurut Kepala Negara, sebuah BUMN seharusnya fokus dan maksimal dalam bidang usaha yang menjadi kegiatan utamanya. Perilaku yang tidak fokus dan merambah semua bidang usaha, tanpa strategi matang bisa menjadi penyebab kebangkrutan BUMN.
"Penyakit" kedua adalah kondisi ketika BUMN menjadi "sapi perah". Menurut Presiden, BUMN memang harus memberikan sumbangan kepada pertumbuhan ekonomi negara. Namun demikian, kewajiban BUMN itu harus disesuaikan dengan kondisi, sehingga tidak meruntuhkan kondisi keuangan BUMN.
"Penyakit" terakhir adalah BUMN menjadi obyek "bancakan" atau obyek eksploitasi bersama. Situasi ini terjadi ketika satu atau sekelompok orang berusaha mendapat keuntungan pribadi dari setiap kegiatan BUMN.
Kondisi tersebut, menurut Presiden, akan sangat merugikan BUMN karena keuntungan yang seharusnya disumbangkan kepada masyarakat justru dinikmati oleh segelintir orang saja.
Untuk menghindari tiga keadaan buruk itu, Presiden berharap semua pihak menyadari pentingnya BUMN sebagai salah satu pilar pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Selain itu, kalangan BUMN juga harus meningkatkan kinerja dan melakukan efisiensi untuk mencapai hasil yang maksimal.
Pada kesempatan itu, Presiden Yudhoyono juga meminta BUMN untuk jeli dan memanfaatkan setiap peluang yang ada di dalam negeri maupun dalam kancah perekonomian global.
Presiden menyebut Asia sebagai salah satu pilar dan motor penggerak perekonomian dunia. Oleh karena itu, BUMN di Tanah Air harus jeli memanfaatkan peluang usaha di kawasan Asia. Dengan demikian, BUMN di Indonesia akan menjadi pelaku usaha bertaraf internasional.
Peluang usaha di Asia yang bisa dimanfaatkan oleh BUMN antara lain perdagangan, pertanian, industri, jasa, pangan, energi, transportasi, telekomunikasi, perbankan, dan asuransi.
Pada kesempatan itu, Presiden Yudhoyono menegaskan, pemerintah akan mengevaluasi kinerja BUMN. Pemerintah akan mengetahui hasil evaluasi itu dalam waktu tiga tahun.
"BUMN yang tidak produktif, tidak efisien, dan rugi harus dilakukan sesuatu," tutur Presiden menegaskan.
Pemerintah menyiapkan beberapa pilihan tindakan terhadap BUMN yang dinilai gagal itu, yaitu penggabungan dengan BUMN lain, reformasi atau restrukturisasi BUMN, dan melikuidasi BUMN yang sudah tidak tertolong.
Untuk itu, Presiden berharap BUMN terus meningkatkan kinerja dan melakukan efisiensi, sehingga sumbangan BUMN terhadap perekonomian negara dan kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.
(F008/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010