Bantul (ANTARA News) - Perputaran uang selama Lebaran 1431 Hijriah di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta diperkirakan mencapai Rp20 miliar.

"Perputaran uang tersebut berasal dari transaksi pengunjung sebanyak 200.000an dengan asumsi wisatawan membelanjakan uangnya sebesar Rp100.000 per orang," kata kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bantul, Suyoto HS di Bantul Kamis.

Menurut dia, transaksi pengunjung sebagian besar terjadi pada warung makan dan aneka kuliner di sekitar objek wisata serta makanan khas maupun produk kerajinan lokal Bantul.

"Bantul memang mempunyai produk lokal yang selalu ramai pembeli disaat liburan, diantaranya wisata kuliner dengan aneka masakan khas ikan laut di pantai Depok, makanan khas geplak dan kerajinan kulit di Manding serta gerabah di Kasongan," katanya.

Suyoto mengatakan, hal ini selain dapat memberikan kontribusi pemasukan tambahan bagi pengelola, serta membuka peluang usaha warga Bantul yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan warga kabupaten ini.

"Pemerintah Kabupaten (Pemkab) akan berupaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Bantul dengan pembenahan sarana dan prasarana objek wisata, yang bertujuan untuk mengangkat potensi lokal yang ada di Bantul," katanya.

Menurut dia, selain membelanjakan uang tersebut, wisatawan ke Bantul juga mengunjungi sejumlah objek wisata andalan di kabupaten ini, diantaranya pantai Parangtritis, Kuwaru, Pandansimo kemudian gua cerme dan Selarong.

"Tercatat dari hasil penjualan tiket masuk ke sejumlah objek wisata di Bantul selama libur lebaran mampu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp640 juta," katanya.

Untuk itu, kata dia ke depan pihaknya akan terus berusaha meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dengan menampilkan even atau hiburan kesenian tradisional di sekitar objek wisata kabupaten ini.

"Sejumlah hiburan pentas seni yang melibatkan masyarakat memang terbukti menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Bantul, sehingga jumlah kunjungan ke Bantul dari waktu ke waktu memang mengalami peningkatan," katanya. (ANT-068/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010